Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kalut (#13)

1 Agustus 2021   10:01 Diperbarui: 1 Agustus 2021   10:24 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tampak berpikir, Papa lalu berujar, "Apapun yang terjadi, Erika tetap jadi tanggung jawab kita. Tak mungkin disia-siakan."  

Mendengar hal itu, Mama merasa agak tenang. Dan lebih berani untuk mengatakan apa yang tadi sempat ditahan-tahan.

"Pa, Erika ... sudah lima bulan ini berbadan dua," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Apa? Maksud Mama hamil?" seru Papa terperanjat.  

Mama hanya diam sambil mengangguk tertunduk malu.

"Kenapa Erika teh seperti itu? Teu habis pikir Papa," katanya sambil geleng-geleng kepala.

"Erika sudah mengaku ke Mama ia telah khilaf. Ia begitu menyesal dan benar-benar merasa bersalah. Hampir lima bulan ini ia rahasiakan karena takut menyatakannya. Mama kasihan sekali melihatnya," ungkap Mama.

"Jadi selama ini Erika sudah mengandung tapi di depan kita perilakunya biasa-biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa. Benar-benar gak nyangka," ucap Papa yang masih belum percaya.

Papa masih sulit menerima kenyataan yang menimpa Erika tersebut. Memahami kekecewaan Papa, Mama berusaha menghiburnya. Tidak mudah memang mengobati kekecewaan seperti yang pernah Mama sendiri rasakan sebelumnya. Namun tidak ada gunanya berkeluh kesah dan meratapi apa yang sudah terjadi. Alih-alih menyelesaikan masalah, malah hanya memperburuk keadaan. Berkat Mama, kini Papa menyadari sepenuhnya situasi itu dan segera mengambil langkah cepat ke depannya.

"Kita harus segera sampaikan ke orangtua Tomi, Ma. Secepatnya! Mengingat ini sudah lima bulan lebih. Walaupun Tomi saat ini kena musibah, kita tetap harus bilang ke keluarganya. Mereka harus tahu masalah ini. Juga minta mereka melakukan sesuatu untuk menyelesaikan masalah tersebut," ujar Papa.  

Memahami kondisi Papa yang baru pulih, Mama langsung merespons, "Biar nanti Mama yang bicara ke ibunya Tomi, Pa. Mudah-mudahan ia dapat memahami situasi pelik yang kita hadapi sekarang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun