Kelima: Pilar Kolaborasi dan Kepemimpinan Ilmiah; Komunitas praktik menjadi wadah ideal bagi pembelajaran autentik. Dalam kelompok penelitian atau proyek tugas akhir, mahasiswa lintas angkatan dapat berkolaborasi saling meninjau proposal dan analisis data. Aktivitas ini membentuk scientist leadership kepemimpinan ilmiah yang berakar pada kolaborasi, integritas, dan kemampuan reflektif. Dosen memfasilitasi, bukan mendominasi; mahasiswa berinisiatif, bukan menunggu arahan.
Pilar pembelajaran autentik dan konstruktif menjadi jantung pendidikan yang bermakna. Ia melatih mahasiswa untuk berpikir kritis, bekerja kolaboratif, dan membangun pengetahuan secara mandiri. Rekomendasi: 1) Perguruan tinggi perlu mengintegrasikan inquiry-based learning dalam semua mata kuliah berbasis proyek; 2) Dosen perlu mengubah peran dari transferor menjadi fasilitator pembelajaran reflektif; 4) Mahasiswa perlu aktif dalam komunitas praktik agar terbentuk habitus ilmiah yang konstruktif dan etis.
Pembelajaran autentik bukan sekadar metode, tetapi filosofi: belajar berarti menemukan makna, bukan sekadar menuntaskan tugas. Melalui pendekatan konstruktif dan kolaboratif, perkuliahan akan menjadi arena penguatan kapasitas ilmiah, etika profesional, dan kepemimpinan akademik. Hanya dengan demikian, dunia pendidikan mampu melahirkan generasi pembelajar sejati yang siap membangun Indonesia Emas 2045 dengan integritas dan kompetensi global. Wallahu A'lam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI