Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdi, Pendiri/Pembina YSDPAl-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat. Peraih Kontributor Terpopuler Tahun 2024 di Repositori UIN Bandung

"Kompasiana Best Fiction Award Explorer" 22/1/2025

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Apakah Publikasi Populer Bisa Disetarakan Dengan Magang?

19 September 2025   16:01 Diperbarui: 19 September 2025   17:24 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Doc. Perkuliahan Minggu Ke 3 SIM-Pendidikan MPI-S2-Kelas III/D  di R3-14  (Jum'at, 19 Sept 2025 Mulai Jam 06.50 sd. 10.10)

Apakah Publikasi Populer Bisa Disetarakan dengan Magang?

Oleh: A. Rusdiana

Perkuliahan semester ganjil tahun akademik 2025/2026 sudah berjalan sejak 1 September 2025 hingga 19 Desember 2025. Di S1 sudah dua kali pertemuan, sementara di S2 Pendidikan dan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan berlangsung paralel karena jadwal silang mengajar. Salah satu tantangan yang muncul adalah bagaimana menyatukan visi mahasiswa agar tidak sekadar hadir, tetapi aktif menghasilkan karya akademik berupa esai dari bahan kuliah. Namun kenyataan di lapangan, baik mahasiswa maupun dosen kerap "malas" menulis. Mindset menulis masih dianggap sekadar beban tugas, bukan proses intelektual. Padahal, menurut teori Job Demand dan Job Resources, keterlibatan kerja (work engagement) meningkat jika ada tuntutan sekaligus dukungan nyata. Wenger melalui konsep community of practice menegaskan bahwa pembelajaran efektif lahir dari praktik sosial, bukan sekadar teori. Begitu pula Vygotsky yang menekankan social learning melalui interaksi.

Tulisan ini bertujuan untuk menegaskan pentingnya platform publikasi populer seperti Kompasiana dan Berita Disdik sebagai tugas harian mahasiswa. Dengan adanya plus editor, aktivitas ini dapat disetarakan dengan magang informal yang membangun keterampilan akademik sekaligus profesional. Berikut Lima Pilar Platform Publikasi Populer sebagai Tugas Harian:

Pertama: Tugas Harian yang Tidak Bisa Ditunda; Integrasi teknologi di kampus menuntut kedisiplinan. Mahasiswa perlu diarahkan untuk menulis esai dari bahan ajar, lalu dipublikasikan di media populer. Di sini, tugas harian tidak bisa ditunda, karena setiap publikasi menjadi rekam jejak digital yang terbaca publik.

Kedua: Kontribusi Publik, Bukan Sekadar Kewajiban; Menulis di LMS internal seringkali berhenti di ruang tertutup. Publikasi di Kompasiana mengubah tugas menjadi kontribusi sosial. Mahasiswa dapat memperoleh umpan balik dari pembaca luas, sehingga proses belajar tidak berhenti pada nilai, tetapi juga relevansi sosial.

Ketiga: Magang Informal melalui Plus Editor; Bila mahasiswa menulis di Kompasiana atau Berita Disdik dengan pendampingan editor, kegiatan itu bisa diposisikan sebagai pengalaman magang. Mereka belajar memahami alur editorial, etika publikasi, hingga keterampilan komunikasi digital. Praktik ini jauh lebih aplikatif dibanding sekadar simulasi kelas.

Keempat: Kolaborasi Dosen dan Mahasiswa; Dosen tidak cukup memberi tugas, tetapi juga ikut menulis dan berbagi pengalaman publikasi. Dengan demikian terbentuk community of practice di mana dosen menjadi role model. Mahasiswa belajar bahwa menulis adalah praktik intelektual berkelanjutan, bukan formalitas.

Kelima: Integrasi ke Sistem Akademik; Platform publikasi populer harus diintegrasikan dengan infrastruktur digital kampus. Hasil tulisan mahasiswa dapat diakui sebagai bagian dari penilaian mata kuliah, bahkan dimasukkan ke portofolio akademik. Dengan begitu, ada keberlanjutan antara tugas harian, rekognisi akademik, dan pengalaman profesional.

Publikasi populer sebagai tugas harian bukan sekadar melatih menulis, tetapi membangun engagement, kolaborasi, dan keterampilan profesional. Jika didukung plus editor, aktivitas ini dapat disetarakan dengan magang informal. Rekomendasi: 1) Kampus perlu menyediakan infrastruktur digital yang mendukung publikasi eksternal; 2) Dosen sebaiknya tidak hanya memberi tugas, tetapi juga aktif menulis di platform populer; 3) Mahasiswa harus memandang publikasi sebagai investasi kompetensi, bukan beban; 4) Media edukatif seperti Kompasiana dan Berita Disdik perlu membuka ruang kolaborasi lebih luas dengan dunia kampus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun