Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdi, Pendiri/Pembina YSDPAl-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat. Peraih Kontributor Terpopuler Tahun 2024 di Repositori UIN Bandung

"Kompasiana Best Fiction Award Explorer" 22/1/2025

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Analisis Data Menjernihkan Logika atau Sekedar Formalitas Akademik?

3 September 2025   18:42 Diperbarui: 3 September 2025   18:42 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Repository. Tersedia http://repository.lppm.unila.ac.id/29565/1/E-Book-20Bagaimana-Menganalisis-Data-Kualitatif.PDF

Analisis Data Menjernihkan Logika atau Sekadar Formalitas Akademik?

Ukeh: A. Rusdiana

Perkuliahan semester ganjil tahun akademik 2025/2026 akan segera dimulai, tepatnya 1 September hingga 19 Desember 2025. Pada semester ini, saya mengampu mata kuliah Metode Penelitian di jenjang S1, Hari ini baru selesaii mengajar perdana, Besok Jum'at serta Manajemen Sumber Daya Pendidikan dan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan di jenjang S2. Dalam praktiknya, mahasiswa kerap melihat metode penelitian sebatas syarat akademik, padahal hakikatnya adalah fondasi berpikir kritis.

Analisis data menjadi tahap krusial yang menuntut disiplin intelektual. Di sinilah bias dapat disaring, opini diuji, dan argumen diuji kelayakannya. Jika teori soft skills menekankan berpikir kritis sebagai bekal global, maka analisis data adalah ruang latihannya. Dari perspektif Job Demand--Resources Theory, kemampuan menganalisis adalah "resources" penting yang membuat mahasiswa tetap terikat (work engagement) pada dunia akademik. Wenger dengan konsep community of practice dan Vygotsky dengan social learning theory menegaskan bahwa belajar analisis bukan proses individu semata, tetapi dialami dalam komunitas.

Kesenjangan yang muncul adalah banyaknya mind mismatch antara kualifikasi akademik dan kemampuan nyata dalam menganalisis data. Akibatnya, penelitian sering berakhir formalitas, bukan pembelajaran yang mencerahkan logika. Tulisan ini bertujuan menunjukkan urgensi analisis data sebagai penyaring bias melalui lima pilar pembelajaran yang relevan untuk mahasiswa dan dosen di era digital. Berikut, 5 pilar Analisis Data Menjernihkan Logika:

Pilar Pertama: Membedakan Opini dan Argumen Ilmiah; Dalam tugas-tugas penelitian, mahasiswa kerap membawa opini personal ke dalam analisis. Tanpa kerangka berpikir, opini berisiko menjerumuskan pada bias. Dosen memiliki peran strategis membimbing agar opini berubah menjadi argumen berbasis data.

Di program SDM dan SIM pendidikan, analisis data membantu memisahkan "asumsi" dari "fakta manajerial". Misalnya, opini bahwa "guru kurang kompeten" harus diuji dengan data pelatihan, rekam kinerja, atau hasil supervisi. Proses ini menumbuhkan sikap kritis yang sangat dibutuhkan di era informasi, di mana banjir data tanpa analisis hanya melahirkan kebingungan.

Pilar Kedua: Metode Penelitian sebagai Fondasi Logika Akademik; Analisis data bukan sekadar teknik statistik atau coding kualitatif, melainkan cara membangun logika. Mahasiswa belajar bahwa sebuah klaim hanya sahih jika diuji dengan metode yang benar.

Di era platform digital, analisis data bahkan menjadi laboratorium publikasi. Mahasiswa dapat menguji, mengunggah, dan mendiskusikan hasil risetnya secara terbuka. Perbedaan logika antara sekadar opini dan hasil penelitian yang teranalisis dengan baik akan terlihat jelas, memperkuat posisi akademisi di ruang publik.

Pilar Ketuga: Konsistensi Menulis sebagai Branding Akademik; Hasil analisis data yang baik hanya bermanfaat jika ditulis dengan konsisten. Konsistensi menulis tidak hanya soal tugas kuliah, tetapi membentuk branding akademik. Mahasiswa yang terbiasa menulis analisis yang disiplin akan dikenal sebagai pribadi yang tajam, kritis, dan dapat diandalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun