Mohon tunggu...
Ahmad Puncak
Ahmad Puncak Mohon Tunggu... PENIKMAT LITERASI -

Generasi Ulul Albab

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemuda dan Sisi Gelap Masyarakat Modern

24 Januari 2019   23:26 Diperbarui: 25 Januari 2019   00:17 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemajuan lahiriyah yang dicapai manusiua modern telah menjadi berhala yang menghambat komunikasi dan hubungannya dengan sumber kehidupan (Tuhan), sehingga kehidupan yang dibangunnya terasa sempit dan gelap, serta jauh dari bimbingan dan pentujuk Tuhan, seperti yang digambarkan Tuhan dalam al-Quran Surat Thaha ayat 124 berikut: "Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta".

Jadi, kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi atau yang disebut dengan jaman modern, terdapat dampak positif dan dampak negatif di dalamnya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi satu sisi dapat mempermudah manusia mengakses informasi sebanyak-banyaknya dan dapat mempercepat manusia melakukan segala sesuatu.

Akan tetapi, disisi lain kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kebanyakan mengarahkan manusia pada dehumansiasi dan degradasi  moral yang berkepanjangan. Kalau kita lihat dewasa ini, kebanyakan masyarakat kita lebih terpengaruh pada sisi negatif dari kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi lebih-lebih pada generasi muda.

Eksistensi Pemuda 
Dari beberapa problematika yang terjadi pada masyarakat modern seperti yang telah dipaparkan oleh penulis di atas, merupakan problematika yang harus segera diselesaikan oleh masyarakat, terutama oleh generasi muda. Sebab pemuda mempunyai posisi yang strategis di tengah-tengah kehidupan masyarakat yaitu sebagai agent of change dan agent of control.

Pemuda merupakan penggerak dalam merubah tata kehidupan yang ada di masyarakat, yaitu merubah dari kebiasaan yang tidak baik menjadi kebiasaan yang baik, dari tingkah laku yang menyimpang dan biadab menjadi tingkah laku yang beradab dan lain sebagainya.

Selain itu, pemuda juga sebagai penggerak dalam mengonrol kehidupan masyarakat yang semakin hari semakin terjadi dehumanisasi dan semakin jauh dari nilai-nilai moralitas. Dengan demikian, Pemuda harus terlibat aktif untuk memperbaiki tatanan kehidupan masyarakat modern yang semakin jauh dari nilai-nilai moralitas.

Untuk merealisasikan agent of change dan agent of control, ada beberapa hal menurut penulis yang perlu dilakukan oleh pemuda untuk mewujudkan generasi yang mampu membawa perubahan di tengah kehidupan masyarakat modern yaitu sebagai berikut.

Pertama, pemuda harus terus meningkatkan kualitas SDM dengan mengintegrasikan antara kekuatan pikir dan zikir. Berfikir (tafakkur) dan berzikir (tadzakur) merupakan keharusan bagi setiap muslim.

Orang mukmin sejati adalah orang yang selalu berzikir dan berfikir sepanjang waktu seperti terbaca dengan jelas dalam surah al-Imran ayat 190-191 berikut ini:"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka".

Ketika ayat ini turun, menururt riwayat yang bersumber dari 'Abdullah ibn 'Umar, Nabi SAW ,menangis dan air matanya meleleh hingga membasahi janggutnya. Lalu, katanya, "celaka orang yang membacanya, tetapi tidak merenungkan maknanya". Alam semesta, menurut ayat di atas, tidak diciptakan sia-sia. Artinya, setiap benda yang ada di alam ini bersifat teologis dalam arti bergerak dan bekerja memenuhi tujuan penciptaan. Karena itu, ber-tafakkur tentang alam semesta diyakini dalam mengantar manusia menemukan Tuhannya. "jangan kau ragukan adanya Tuhan", demikian kata Isaac Newton.

Berfikir itu sendiri, menurut al-Ghazali, di kitab Ihya' 'Ulumuddin, berarti menghadirkan dua pengetahuan dalam hati untuk kemudian menghasilkan pengetahuan ketiga (idhar ma'rifataini li yastatsmir minhuma ma'rifah thsalitsah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun