Mohon tunggu...
Ahmad Puncak
Ahmad Puncak Mohon Tunggu... PENIKMAT LITERASI -

Generasi Ulul Albab

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemuda dan Sisi Gelap Masyarakat Modern

24 Januari 2019   23:26 Diperbarui: 25 Januari 2019   00:17 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di satu sisi, modernisme telah mendatangkan berkah dan kebaikan yang luar biasa bagi kehidupan umat manusia. Namun, di sisi lain, modernisme telah pula menimbulkan laknat dan kutukan yang membuat manusia di landa kecemasan yang tiada tara.

Dari sisi inilah, modernisme mendapat julukan sebagain "Abad Kecemasan" (The Age of Anxiety). Dari sisi ini, ada beberapa fenomena yang amat menonjol dan memperlihatkan dengan jelas sisi gelap  modernisme.

Pertama, timbulnya fenomena saintisme di dunia Barat di mana ilmu telah menjadi ideologi baru bahkan agama baru (pseudoagama). Fenomena ini, seperti diutarakan Sayyid Qutub, sudah tampak sejak abad XVII M. yang menyebabkan masyarakat Barat membuang semua keyakinan agama yang sakral. Mereka menolak semua itu, dan hanya percaya pada ilmu pengetahuan, dan kepercayaan ini telah mencapai tingkat yang amat tinggi.

Saintisme mencapai puncaknya pada abad XVIII dan XIX dimana ilmu telah menjadi "berhala" yang dipertuhankan oleh manusia modern. Sepeti Tuhan, ilmu dipandang memiliki ketetapan yang amat kuat dan tidak dapat sedikitpun keraguan dan kebatilan di dalamnya.

Namun lanjut Qutub, sejak permulaan abad XX, kayakinan di atas telah goyah karena terbukti watak ilmu pengetahuan itu tidak pernah tetap dan selalu berubah-ubah. Temuan-temuannya setiap saat dapat dikoreksi. Anehnya, ilmu penegetahuan itu sendiri yang mengoreksinya dari waktu ke waktu.

Jadi, ilmu pengetahuan yang diperlihatkan dengan jelas kelemahan-kelemahan sendiri dalam konsep-konsepnya, instrument-instrumennya, dan kriteria-kriteria penetapannya.

Dari paparan di atas, ilmu pengetahuan bukan berarti tidak penting bagi umat manusia, akan tetapi masyarakat pada abad modern sekarang memisahkan agama dengan ilmu pengetahua itu sendiri, sehingga melahirkan pola pikir yang liberal dan sekuler. Padahal anatara ilmu dan agama tidak  bisa dipisahkan, bahkan ilmu dan agama bagaikan mata rantai yang yang saling mengikat dan berkesenambungan.

Kedua, kirisis lingkungan dan kemanusiaan. Telah dikemukakan bahwa dalam modernisme terdapat ide kemajuan (concept og progress). Ini yang menyebabkan manusia atau masyarakat modern menjadi sangat pogresif dan agresif dalam mengejar kemajuan.

Dengan bantuan IPTEK, mereka ingin menguasai dan menaklukkan mitos kekuatan alam semesta. Akibatnya, terjadi eksplorasi dan eksploitasi besar-besaran terhadap alam yang mengakibatkan rusaknya ekosistem.

Kerusakan alam dan lingkungan ini persis seperti yang digambarkan al-Quran yakni karena ulah dan keserakahan manusia. Sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Quran surat al-Rum ayat 41 berikut: "Telah nampak keruskan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)".

Modenisme telah pula melahirkan krisis sosial dan kemanusiaan dalam bentuk penjajahan dan kolonialisme. Atas nama kemajuan dan karena kompetisi  merebut kemajuan, bangsa-bangsa Barat melakukan penaklukan dan penjajahan terhadap seluruh negeri di Asia dan Afrika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun