Mohon tunggu...
Ahmad Said Widodo
Ahmad Said Widodo Mohon Tunggu... Peneliti dan Penulis Humaniora (Sejarah dan Budaya)

Peneliti dan Penulis Humaniora (Sejarah dan Budaya)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tokoh Serba Tiga dari Triumvirat Romawi hingga Tiga Serangkai Indonesia

10 Maret 2025   09:00 Diperbarui: 6 Juni 2025   07:22 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Awal  Foto Tidak Diketahui

Dalam adat istiadat berbagai suku bangsa di Indonesia, terdapat konsep "Tokoh Serba Tiga", yang biasanya merujuk pada 3 (tiga) unsur penting dalam struktur sosial, sistem kepercayaan atau pemerintahan adat.

Konsep "Tokoh Serba Tiga" dalam adat istiadat suku bangsa Indonesia menunjukkan bahwa keseimbangan dalam kehidupan sosial, politik dan spiritual sering kali diatur dalam 3 (tiga) pilar utama. Hal ini mencerminkan filosofi harmoni dalam kehidupan masyarakat adat Indonesia. Berikut adalah beberapa contoh konsep Tokoh Serba Tiga yang ditemukan dalam berbagai suku di Indonesia:

Sumatera 

Reusam, Syara' dan Kanun dalam Suku Aceh

Masyarakat Aceh memiliki sistem hukum dan adat yang terdiri dari 3 (tiga) unsur utama:

  • Reusam (Adat-istiadat yang diwariskan secara turun-temurun)
  • Syara' (Hukum Islam yang menjadi pedoman utama)
  • Kanun (Peraturan resmi yang dibuat pemerintah atau kerajaan)

Ketiga unsur ini saling melengkapi dalam membangun tatanan sosial dan pemerintahan adat Aceh.

Tolu Sahundulan dalam Suku Nias

Dalam adat Nias, terdapat konsep kepemimpinan Tolu Sahundulan, yang terdiri dari:

  • Balugu (Pemimpin tertinggi yang dihormati)
  • Sihai Mbanua (Tokoh masyarakat yang mengurus adat dan budaya)
  • Sibai Zali (Pejuang atau pelindung masyarakat)

Konsep ini menunjukkan keseimbangan antara kepemimpinan, hukum adat dan perlindungan rakyat.

Dalihan Na Tolu dalam Suku Batak

Suku Batak menganut filosofi Dalihan Na Tolu, yang berarti "Tungku yang Bertiga". Konsep ini menggambarkan hubungan sosial dalam masyarakat Batak:

  • Hula-hula (Pihak keluarga istri, dihormati seperti orang tua)
  • Dongan Sabutuha (Saudara seketurunan atau semarga, hubungan persaudaraan)
  • Boru (Pihak yang menerima perintah dari Hula-hula, biasanya pihak laki-laki terhadap keluarga istri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun