Di antara temaram lampu kafe tua,
Kita duduk kau dan aku tanpa suara.
Cangkir-cangkir kecil jadi saksi,
Bagaimana tatapan bisa lebih jujur dari kata.
Aku menyandarkan waktu di pipimu,
Kau menjemput senja di senyumku.
Tak perlu denting piano atau gelas beradu,
Sebab sunyi kita sudah cukup syahdu.
Kita bicara lewat mata,
Menggenggam dunia dalam satu jeda.
Tak ada janji, tak ada tanya,
Hanya hadir yang tak ingin pergi begitu saja.
Andai malam tak mengenal pulang,
Biarlah aku tetap di seberang pandang.
Karena di titik ini,
Aku tahu: mencintaimu tak perlu alasan,
Hanya perlu keberanian untuk diam dan bertahan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI