Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Bawah Bayang-Bayang Kekuasaan: Kebangkitan Banteng di Luar Arena

29 Februari 2024   15:37 Diperbarui: 29 Februari 2024   15:41 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suaramuslim.net/Ilustrasi oposisi. (Ils: ciputrauceo.net) 

"Pikirkan baik-baik, Pak Yono," lanjut Hasan, bangkit dari kursinya. "Kesempatan tidak datang dua kali. Pintu kami selalu terbuka untuk anda."

Yono ditinggalkan sendiri, pikirannya kacau. Ia terjebak dalam dilema: teguh pada prinsip dan berjuang bersama Banteng yang sedang terpuruk, atau menerima tawaran menggiurkan dan mengkhianati partai yang telah membesarkan namanya.

Sementara itu, di markas Banteng, Watimaga tengah berdiskusi dengan Bagas dan tim inti partai. Mereka sedang merumuskan strategi untuk menghadapi serangan yang dilancarkan oleh Koalisi Garuda.

"Kita harus bergerak cepat dan cerdas," kata Watimaga, tatapannya tajam. "Jangan terpancing dengan provokasi mereka. Kita harus fokus pada program pembelaan rakyat dan pengawasan yang objektif terhadap kebijakan pemerintah."

Bagas mengangguk setuju. "Bu, kita perlu membentuk tim juru bicara yang handal dan aktif menyuarakan aspirasi rakyat."

"Setuju," timpal Bu Rini. "Kita juga perlu memperkuat jaringan di daerah dan mendekati para aktivis dan pemangku kepentingan."


Diskusi berlanjut, membahas langkah-langkah konkrit untuk memperkuat posisi Banteng sebagai oposisi yang efektif. Mereka menyadari bahwa jalan yang mereka pilih tidak mudah, namun mereka bertekad untuk membuktikan bahwa Banteng tetap relevan dan mampu memberikan manfaat bagi rakyat meskipun berada di luar arena kekuasaan.

Di luar markas partai, Yono melangkahkan kakinya dengan berat. Dia masih bimbang, namun pertemuan dengan Hasan membuatnya gamang. Kegaduhan politik baru saja dimulai, dan kesetiaan akan diuji di tengah godaan dan bisikan-bisikan dari lawan dan kawan.

Bab 4: Ketika RUU Kontroversial Muncul

Beberapa bulan berlalu sejak Partai Banteng resmi menjadi oposisi. Mereka fokus pada program kerja yang telah mereka rumuskan: membela kepentingan rakyat dan mengawasi kebijakan pemerintah secara objektif.

Suatu pagi, berita mengejutkan menghampiri. Kabinet Garuda mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kontroversial yang dinilai merugikan masyarakat. RUU tersebut menuai kritik dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, aktivis, dan LSM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun