Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Simfoni Suara: Bisikan Demokrasi

4 Februari 2024   14:09 Diperbarui: 4 Februari 2024   14:11 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/BisaPapua 

"Hmm... ada potensi dia memanfaatkan pemilu buat kepentingan pribadinya nih," Laras menyimpulkan.

"Tapi bukti konkritnya belum ada, Lar. Kita nggak bisa asal menuduh," Bima mengingatkan.

"Bener sih. Tapi feelingku mengatakan ada sesuatu yang dia sembunyikan," Laras mengusap wajahnya yang terasa penat. "Kita perlu cari angle lain, gali informasi dari orang-orang yang nggak suka sama dia."

Keesokan harinya, Laras dan Bima menemui Wulan, aktivis lingkungan yang pernah berseberangan dengan Rian terkait kasus dugaan pencemaran limbah pabrik milik Rian.

"Rian itu orangnya licik dan manipulatif," Wulan berapi-api menceritakan pengalamannya. "Dia jago pencitraan, tapi di balik itu semua dia cuma mikirin keuntungan sendiri."

Mendengar cerita Wulan, keyakinan Laras semakin kuat. Rian tak sebening citranya di depan publik. Namun, ia butuh bukti yang lebih kuat untuk bisa mengungkap tabir kebenaran.

"Makasih banyak infonya, Wulan. Ini sangat membantu penyelidikan kita," Laras mengucapkan terima kasih sambil mencatat poin-poin penting dari cerita Wulan.

"Sama-sama, Laras. Jangan biarkan orang seperti Rian memanfaatkan demokrasi untuk kepentingan pribadinya," pesan Wulan penuh semangat.

Laras dan Bima keluar dari tempat pertemuan mereka, langkah mereka dipenuhi tekad. Bisikan gelisah yang semula samar-samar kini berubah menjadi teriakan keadilan. Mereka tahu perjuangan mereka takkan mudah, tapi mereka tak akan mundur sebelum kebenaran terungkap.

Bab 3: Jebakan dan Serangan Balik

Hari-hari Laras dan Bima dipenuhi ketegangan. Mereka terus menggali informasi tentang Rian, semakin dalam mereka menyelam, semakin pekat aroma kecurigaan yang mereka hirup. Bukti-bukti yang mereka kumpulkan mengarah pada dugaan praktik kecurangan kampanye yang dilakukan Rian dan timnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun