Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Apa Harus Mudik?

14 Juni 2018   11:11 Diperbarui: 14 Juni 2018   11:21 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dari Wartakota Tribunnews.com

Seharian dia terpanggang matahari

Dari saat ufuk menjelang sampai sore menenteng malam

Mengukur jalan  tak pernah puas dan berharap menetas

Harapan poin dan juga receh terkumpul untuk Si Deden yang memelas

Seharian menanggung haus , lapar dan keringat yang terus mengucur

Berlabuh debu dan juga asap knalpot di ujung hidung

Hanya sebuah sapu tangan penutup wajah dan jaket hijau penghalang panas

Hanya sepasang sepatu kumal dan juga sebungkus nasi rames penunda lapar

Berselonjor kaki usai maghrib, pertanda bahagia mendapat jamuan gratis

Dari anak-anak muda yang hendak mendaki syurga

Dengan pemberian sekedarnya, penanda cinta pada Tuhannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun