Mohon tunggu...
ahkam jayadi
ahkam jayadi Mohon Tunggu... Penulis Masalah Hukum dan Kemasyarakatan Tinggal di Makassar

Laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Menistakan Agama

16 Mei 2022   05:59 Diperbarui: 16 Mei 2022   06:01 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Marilah kita sebagai umat beragama terlebih lagi sebagai tokoh-tokoh agama untuk senantiasa kita sibuk memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama kita yang menjadi kewajiban dari setaip umat beragama. Kita tidak perlu urusi urusan agama umat lain, apalagi melakukan penistaan terhadap agama dan umat agama yang lain di luar agama yang kita anut dan atau kita percayai kebenarannya karena masing-masing agama memiliki nilai-nilai kebenarannya sendiri-sendiri.

Sependek pemahaman penulis, agama itu di turunkan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk menjadi sumber nilai agar kita selamat dalam kehidupan baik dunia terlebih di akhirat kelak. Tidak ada satu pun agama ilahiyah yang diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk saling menghinakan antar agama. Hal itu banyak terjadi oleh karena kita telah salah atau keliru di dalam memaknai nilai-nilai dan perintah ajaran agama karena sikap berlebihan yang melekat pada diri umat beragama yang seringkali menganggap agamanyalah yang paling benar dan agama yang lain salah dan harus disingkirkan.

Celakanya klaim kebenaran tunggal agama yang di anutnya itu hendak di paksakan berlakunya di tengah masyarakat. Hatta dengan cara menghinakan atau menista agama dan umat agama yang lain yang juga punya hak hidup di tengah masyarakat. Efek yang terjadi yang tentu kita tidak harapkan terjadi adalah lahirnya konflik antar umat beragama, baik inter umat beragama maupun antar umat beragama.

Kita bersyukur Umat Islam melalui Kementerian Agama telah melahirkan suatu konsep atau paradigma beragama yang sangat dibutuhkan di tengah masyarakat yang beragam atau plural yaitu, "moderasi beragama". Konsep beragama yang saling menghargai sebagai satu bangsa, saling mencintai dan saling berbagi kasih antar sesama umat beragama. Bukan umat beragama yang saling menista dan saling ber konflik satu sama lain.

Demikian semoga bisa menjadi bahan pertimbangan untuk kita menemukan kebenaran sesungguhnya, sehingga kita tidak lagi tergoda untuk menista atau menghinakan agama dan umat beragama yang lain, amin.#

Ahkam Jayadi,

Akademisi UIN Alauddin Makassar

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun