Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosok Artikel Utama

Prabowo Menghitung Hari Menuju 2 Desember

24 November 2018   17:29 Diperbarui: 26 November 2018   01:20 3573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Calon Presiden Prabowo Subianto (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)

Trump menambahkan, Israel memiliki hak untuk menentukan ibu kotanya dan penundaan penetapan Yerusalem sebagai ibu kota Israel selama ini tidak membawa apa pun dalam mencapai perdamaian.

Sementara sikap politik luar negeri Indonesia sangat jelas. Dan, sebelum pengumuman Trump itu Indonesia sudah mengingatkan bahwa keputusan pemindahan kedutaan besar itu akan memperburuk konflik Palestina-Israel.

"Jelas posisi Pemerintah Indonesia sependapat mendukung Palestina agar Amerika Serikat tak memindahkan kantor kedutaannya (dari Tel Aviv) ke Jerusalem," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantornya, Rabu (06/12).

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan hal yang sama. "Rencana tersebut akan mengancam proses perdamaian Israel-Palestina," kata Retno.

Tidak ketinggalan dukungan dari Muhammadiyah. Ketua Umum (Ketum) Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menilai sikap Trump mempertegas posisi Amerika dalam konflik antara Israel dan Palestina.

"Ini menjelaskan kepada dunia bahwa Amerika tidak dalam posisi bisa menyelesaikan konflik Israel-Palestina karena dia adalah bagian dari konflik itu sendiri," kata Dahnil.

***

Konon di teras PS merenungkan jawabannya atas pertanyaan wartawan asing itu karena, tak pelak, Front Pembela Islam (FPI) langsung bersikap. Padahal, ia maju sebagai capres dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 pun didukung oleh organisasi massa (ormas) itu.

"Kalau Australia memindahkan kedubes ke Yerusalem, maka sikap FPI tetap konsisten, protes keras ke negara yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel," ujar Sekretaris Umum DPP Munarman melalui pesan singkat, Jumat (23/11).

Mungkin PS lupa, FPI beserta ormas lainnya melakukan demonstrasi di depan kantor Kedutaan Besar (kedubes) AS di Jakarta, dan konsulat AS di Medan dan Surabaya pada Senin, 11 Desember 2017. Demo ormas berbasis Islam tersebut terkait erat dengan pidato Trump mengenai Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Mungkin PS kurang teliti, demo ormas-ormas Islam sering terlihat adanya bendera Palestina. Mungkin karena fokus PS hanya pada panggung atau punggung mobil komando demo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun