Mohon tunggu...
James Martua Purba
James Martua Purba Mohon Tunggu... Konsultan - Digital Cooperative and Financial Enthusiast

Antusias membantu koperasi melakukan inovasi, revitalisasi, modernisasi, digitalisasi. Indonesia dengan gotong royong, kebersamaan dan kekeluargaan semua akan baik-baik saja. *Love GOD, Indonesia and Family* purbajamesnow@gmail.com, https://wa.me/6281321018197

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Rahasia: Menghitung Biaya Digitalisasi Koperasi

10 April 2024   19:27 Diperbarui: 10 April 2024   19:30 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dok penulis (JMP)

Sebetulnya ini RAHASIA, namun demi mendorong agar makin banyak koperasi move on dari konvensional ke digital, mari kita hitung biaya digitalisasi koperasi : (1) bangun/bikin aplikasi sendiri atau (2) kerjasama dengan Perusahaan penyedia aplikasi (Coop Tech Provider).

Ya, salah satu kendala mengapa Koperasi konvensional sulit move on melakukan digitalisasi adalah BIAYA. Pengurus sudah paham tentang manfaat digitalisasi, bahkan berulang kali ikut bimtek (gratis, pulak) , namun bayangan mahalnya biaya investasi, perangkat, infrastruktur, SDM (programmer) bidang teknologi menghantui para Ketua dan Pengurus Koperasi. Tidak perlu kuatir, karena dengan membaca artikel ini sudah ditemukan solusinya.

MINDSET PENDAPATAN

Mindset Pengurus atas biaya sebagai beban yang besar perlu  diimbangi terhadap benefit dan revenue (pendapatan)  yang didapatkan kemudian. Pengurus mungkin sudah mendapat penawaran dari perusahaan penyedia platform koperasi, namun pertanyaan berikutnya apakah aplikasi bisa disesuaikan dengan kemampuan koperasi saat ini.? Jawabnya :  tentu terbuka skema pembiayaan yang memberikan benefit bagi kedua belah pihak.


Kadang karena terlalu fokus dengan biaya/cost (mindset cost) maka sering tidak terlihat  adanya sumber pendapatan/revenue baru
(mindset revenue) dengan penerapan aplikasi pada koperasi yang mampu menutup biaya digitalisasi. Seolah-olah digitalisasi adalah sebuah proyek berbiaya mahal. Jika kita mau merubah mindset biaya kepada mindset  pendapatan maka semua peluang (opportunity) akan makin terbuka

Sumber: dok-gambar diolah oleh Penulis (JMP)
Sumber: dok-gambar diolah oleh Penulis (JMP)
Mari kita mulai hitung-hitungan:

1. Membangun/membuat aplikasi sendiri (Biaya Investasi)

-  Biaya pembelian perangkat 1 unit laptop dan 1 unit komputer server dan periperalnya Rp 20.000.000,-
-  Biaya rekrut 1 orang SDM/Admin yang membangun aplikasii dengan gaji Rp 5.000.00/bulan atau Rp 60.000.000/tahun
-  Biaya pelatihan Pengurus/Anggota 3 x @ Rp 2.000.000 - Rp 6.000.000
-  Langganan internet (operasional/eksploitasi) Rp 500.000/bulan atau Rp 6.000.000/tahun

Katakan total anggaran setahun Rp 92.000.000 dan waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan aplikasi 6-12 bulan
Atau sebulan Rp 7.600.000/bulan

2. Bekerjasama dengan Perusahaan Platform digital (Biaya Eksploitasi/Operasional)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun