“Apa yang sedang kamu pikirkan?”
Aku nyaris tertawa mendengar pertanyaanmu. Lucu? Iya! Persis pertanyaan media sosial untuk status penggunanya, “Apa yang sedang Anda pikirkan”. Kalau bukan karena suasana syahdu tengah merayu-mendayu seperti sekarang ini, sudah pasti aku bisa tertawa ngakak hingga berguling-guling di hamparan pasir putih Pantai Rambak ini.
“Bagaimana kamu bisa tiba-tiba datang?” Akhirnya aku memakai kata “bagaimana”, bukannya “mengapa” karena sudah kamu bilang “aku kangen kamu”. Kangen yang berasal dari suasana hati sudah lebih dari cukup untuk menyingkap kemungkinan apa pun yang tidak perlu diperpanjang dengan aneka prasangka percuma.
“Satu hari kamu menghilang, segera aku mencari informasi. Ketika kamu sebut ‘Pantai Rambak’, sampailah bibirku melumat bibirmu.”
Begitulah. Singkat, cepat, tepat, dan akurat. Bibir berjumpa bibir, dan berjabat erat, saling melumat, melibas batas ruang dan waktu tanpa perlu membuka peta atau bertanya ke sebuah biro perjalanan wisata.