Wakati merasa sedikit lega. "Baiklah. Kita akan bersiap. Tapi kita membutuhkan detail lebih lanjut tentang jalur rahasia ini."
Mayul menunjuk beberapa titik di peta. "Ada tiga jalur utama yang bisa kita gunakan. Jalur pertama melewati taman istana, tapi itu berisiko karena sering diawasi. Jalur kedua melewati ruang penyimpanan anggur, yang lebih aman tapi lebih panjang. Jalur ketiga adalah yang paling berbahaya, melewati penjara bawah tanah. Namun, itu adalah jalur tercepat."
Wakati dan Dabu saling berpandangan. "Kita harus memilih jalur yang paling aman meskipun lebih panjang," kata Dabu. "Kita tidak bisa mengambil risiko terlalu besar."
Mayul mengangguk. "Jalur kedua, melalui ruang penyimpanan anggur, adalah pilihan terbaik. Aku akan memastikan jalan itu aman pada malam pesta."
Setelah diskusi panjang, mereka akhirnya memiliki rencana yang solid. Wakati dan Dabu akan menyelinap ke istana pada malam pesta, sementara Mayul akan mengatur agar Yamle siap untuk melarikan diri. Mereka akan bertemu di pintu rahasia yang terhubung ke ruang penyimpanan anggur, lalu melarikan diri melalui jalur itu ke luar istana.
"Tiga hari lagi," kata Wakati dengan tekad. "Kita akan menyelamatkan Yamle dan membawanya pulang."
Mayul menepuk pundak Wakati dengan lembut. "Kalian adalah harapan bagi Yamle. Kita akan berhasil. Percayalah."
Dengan rencana yang sudah matang, Wakati dan Dabu merasa lebih percaya diri. Mereka tahu bahwa tantangan besar menanti mereka, tetapi dengan bantuan Mayul dan keberanian mereka sendiri, mereka yakin bisa menyelamatkan adik perempuan mereka dari cengkeraman istana. Malam itu, mereka meninggalkan perpustakaan dengan hati yang penuh harapan dan tekad yang tak tergoyahkan.
Persiapan untuk Menyusup ke Istana
Setelah merencanakan aksi penyelamatan Yamle, Wakati dan Dabu kembali ke tempat persembunyian mereka di pinggiran kota. Malam semakin larut, namun semangat mereka tak kunjung pudar. Wakati menyiapkan alat-alat yang akan mereka bawa, sementara Dabu sibuk memeriksa kembali peta yang diberikan oleh Mayul.
"Kita harus memastikan semuanya sempurna," kata Wakati, suaranya tegas namun penuh kecemasan. "Tidak ada ruang untuk kesalahan."