Perjalanan di Kapal
Kapal Inggris itu berlayar di tengah malam, mengarungi lautan luas dengan tujuan yang pasti: Inggris. Di dalam ruang kargo yang gelap, Yamle terjaga dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, dia merasa terkhianati oleh Thod, namun di sisi lain, dia merasa takut akan nasib yang menantinya di negeri asing.
Thod berdiri di dek, menatap langit malam yang bertabur bintang. Perasaannya tidak tenang. Dia tahu bahwa tindakan menculik Yamle akan membawa konsekuensi besar. James, tangan kanannya, mendekat dengan raut wajah penuh tanya.
"Kapten, kau yakin ini keputusan yang tepat?" tanya James, suaranya berbisik di tengah angin laut yang dingin.
Thod menghela napas panjang. "Aku tidak tahu, James. Tapi aku merasa Yamle harus dikenalkan pada dunia. Dia adalah keajaiban yang tidak boleh disembunyikan."
Sementara itu, di dalam ruang kargo, Yamle berusaha menenangkan dirinya. Meski tubuhnya terikat, pikirannya terus berputar, mencari cara untuk melarikan diri. Ketika pintu ruang kargo terbuka, dia melihat Thod masuk dengan langkah hati-hati.
"Yamle, bagaimana keadaanmu?" tanya Thod dengan suara lembut.
Yamle menatap Thod dengan mata penuh kemarahan. "Bagaimana menurutmu, Thod? Kau menculikku dari tanah kelahiranku! Apa yang kau harapkan?"
Thod mendekat, duduk di sebelah Yamle. "Aku tahu ini sulit, tapi percayalah, aku hanya ingin yang terbaik untukmu. Di Inggris, kau akan dilihat sebagai keajaiban, bukan sekadar ayam betina."
Yamle menggeleng, air mata mulai mengalir di pipinya. "Aku tidak peduli menjadi keajaiban di tempat yang asing. Aku hanya ingin pulang ke Tanah Marind, ke keluargaku, ke tempatku berasal."