Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis

Gemar membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

[Novel] Yamle Sang Burung Api, Episode 11-12

11 April 2025   04:30 Diperbarui: 10 April 2025   18:53 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Cover Novel Yamle Sang Burung Api (Dokumentasi Pribadi)

Perjalanan di Kapal

Kapal Inggris itu berlayar di tengah malam, mengarungi lautan luas dengan tujuan yang pasti: Inggris. Di dalam ruang kargo yang gelap, Yamle terjaga dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, dia merasa terkhianati oleh Thod, namun di sisi lain, dia merasa takut akan nasib yang menantinya di negeri asing.

Thod berdiri di dek, menatap langit malam yang bertabur bintang. Perasaannya tidak tenang. Dia tahu bahwa tindakan menculik Yamle akan membawa konsekuensi besar. James, tangan kanannya, mendekat dengan raut wajah penuh tanya.

"Kapten, kau yakin ini keputusan yang tepat?" tanya James, suaranya berbisik di tengah angin laut yang dingin.

Thod menghela napas panjang. "Aku tidak tahu, James. Tapi aku merasa Yamle harus dikenalkan pada dunia. Dia adalah keajaiban yang tidak boleh disembunyikan."

Sementara itu, di dalam ruang kargo, Yamle berusaha menenangkan dirinya. Meski tubuhnya terikat, pikirannya terus berputar, mencari cara untuk melarikan diri. Ketika pintu ruang kargo terbuka, dia melihat Thod masuk dengan langkah hati-hati.

"Yamle, bagaimana keadaanmu?" tanya Thod dengan suara lembut.

Yamle menatap Thod dengan mata penuh kemarahan. "Bagaimana menurutmu, Thod? Kau menculikku dari tanah kelahiranku! Apa yang kau harapkan?"

Thod mendekat, duduk di sebelah Yamle. "Aku tahu ini sulit, tapi percayalah, aku hanya ingin yang terbaik untukmu. Di Inggris, kau akan dilihat sebagai keajaiban, bukan sekadar ayam betina."

Yamle menggeleng, air mata mulai mengalir di pipinya. "Aku tidak peduli menjadi keajaiban di tempat yang asing. Aku hanya ingin pulang ke Tanah Marind, ke keluargaku, ke tempatku berasal."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun