Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis

Gemar membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peziarahan Iman: Menemukan Harapan dalam Perjumpaan dengan Tuhan, Refleksi I APP Prapaskah 2025

20 Maret 2025   04:30 Diperbarui: 19 Maret 2025   07:55 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, harapan sejati tidak berhenti dalam ruang hati. Ia harus menjelma dalam tindakan yang nyata. Pertobatan ekologis menjadi bagian dari peziarahan ini: sebuah kesadaran bahwa mencintai Tuhan juga berarti mencintai bumi yang diberikan-Nya kepada kita. Menjaga air yang menghidupi, merawat tanah yang menjadi rahim kehidupan, dan melindungi sesama makhluk dari kehancuran bukan sekadar tanggung jawab, tetapi juga perwujudan iman yang hidup. Sebab dalam setiap upaya menjaga keutuhan ciptaan, di sanalah harapan itu nyata---menjadi warisan bagi generasi yang akan datang, menjadi tanda bahwa kita telah memilih berjalan dalam terang-Nya.

Menghidupi Harapan dalam Kehidupan Sehari-hari  

Peziarahan iman bukan sekadar perjalanan menuju masa depan yang lebih baik, tetapi keberanian untuk melangkah dan bertindak dalam iman di setiap momen kehidupan. Kita tidak dipanggil untuk sekadar menunggu harapan datang, melainkan untuk menjadi peziarah harapan---mereka yang membawa terang, menebar kasih, dan menghadirkan kedamaian di mana pun kaki berpijak. 

Harapan sejati bukan impian yang melayang di awang-awang, tetapi gerakan hati yang terus mencari Tuhan dalam keheningan doa, dalam wajah mereka yang tersisih, dalam langkah-langkah pertobatan yang nyata. Ia tumbuh saat kita memilih untuk mengampuni, bertahan dalam kebaikan, dan menolak untuk menyerah meski jalan terasa terjal. Harapan itu hidup saat kita berani percaya bahwa Tuhan selalu ada---di balik kabut ragu, di tengah luka, di setiap sudut kehidupan yang sering kali terasa sunyi. 

Dalam peziarahan ini, kita datang bukan dengan tangan kosong. Kita membawa hati yang haus akan kehadiran-Nya, jiwa yang rindu dipulihkan, dan semangat untuk terus berjalan dalam cahaya kasih-Nya. 

"Tuhan, tuntun kami dalam peziarahan iman ini, agar dalam setiap langkah kami selalu menemukan Engkau, Sang Sumber Harapan."

Merauke, 20 Maret 2025

Agustinus Gereda

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun