"Hahahhaha!" Tak ayal lagi ketawaku malah kembali pecah sebab perkataan Diba barusan. Woilah, padahal sebetulnya aku sudah mulai baper dan berusaha berempati.
"Astagaaa. Malah ketawa keras lagi. Sttt, sttt. Itu lho, sampai ada yang nengok."
Melihat Diba melotot aku sambil menahan tawa berkata, "Iya, iya. Ini berusaha diam."
"Ya ampun, Bunda! Ketawaaa terus, padahal enggak ada yang lucu."
"Adaaa. Adaaa. Ekspresimu yang lucu hehehe."
Diba membelalakkan mata. Sebelum dia kembali membuka mulut, aku cepat-cepat berkata, "Tenang, tenang. Terkadang tersebab oleh keadaan, kita lupa bahwa orang yang duduk persis di sebelah kita adalah keluarga kita. Sepintas lalu tampaknya keterlaluan, tapi mau gimana lagi? Namanya saja lupa."
Diba mendengus kesal.Â
"Lupa itu tidak ingat, Dib. Terlebih kalau di depan mata berseliweran keluarga-keluarga dengan jumlah anggota minimal 4 orang. Sementara kapan pun dan di mana pun, selalunya kita cuma berdua. Iya 'kan?" Rayuku panjang lebar.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI