Â
Maqm al-Ahadiyyah dipanggil al-'Ama'. Martabat al-Amaiyyah ini sebernarnya berasal dari hadis Nabi ketika seorang datang kepada Rasul dan bertanya;
Â
"Dimanakah Rabb kami sebelum Dia mencipta ciptaan? Nabi menjawab: Dia berada di awan (al-'Ama') yang diatasnya tiada udara (al-Hawa') dan dibawahnya juga tiada udara".
Â
Para sufi memiliki pendapat yang berbeda mengenai haqqat al-'Ama'. Abd al-Razzaq Al-Qashani mengatakan bahwa al-'Ama' adalah mqam al-Ahadiyyah atau al-Ta'yyun al-Awwal. Karena mqam al-Ahadiyyah berada dalam hijab keagungan dan tidak ada sama sekali akses untuk mengenalinya. Maqm al-Ahadiyyah dan al-Wahidiyyah bisa dikatakan sebagai al-'Ama'. Qunawi terkadang menyatakan bahwa al-Ahadiyyah yaitu al-'Ama' dan terkadang menyatakan bahwa al-Wahidiyyah yaitu al-'Ama'. Di maqm al-Ahadiyyah, belum ada "katsrah" secara "distinctive", semua Asma' dan Sifat tenggelam secara sintesis, di sini al-Haq menyaksikan hakikat ini dengan shuhud dzti ahadi, yakni "shuhud al-mafaal fi I-mujmal"- witnessing the differentiated in the undifferentiated) yang dita'birkan juga sebagai "ru'yah al-mufaal mujmalan"-witnessing the differentiated as the the undifferentiated) seperti penyikapan "pohon dalam benih". Tajall ini dinamakan sebagai "kmal al-Jal" (Kesempurnaan Penyingkapan) adalah "primordialistik".
Al-Ta'ayyun al-Tsani: Al-Wahidiyyah
Â
Pada aspek ini Allah yang satu memanifestasikan diri-Nya ke dalam banyak bentuk, dan pada aspek inilah,"terjauh" yang dapat manusia ketahui. Dalam maqm al-Wahidiyyah seluruh nama-nama Tuhan dan sifat-sifat-Nya termanifestasi secara distincive. Qaysari mengatakan:
Â
"Ketika haqqat al-wujd dilihat sebagai haqqat yang disyaratkan bersama sesuatu, baik ia disyaratkan dengan segala yang lazim bagi-Nya, universal (kulli) maupun partikular (juz'i), di sini Ia dinamakan sebagai al-Asma' dan al-Sifat yaitu al-martabat al-Ilahiyyah yang diistilahkan disisi mereka sebagai al-Wahidiyyah dan "maqm al-jam". Dan pada maqm yang sama ini ketika dilihat sebagai haqqat yang menyampaikan mazhir al-Asma' yaitu al-'ayn dan al-Haqiq kepada kesempurnaan yang layak untuknya sesuai dengan kesiapan mereka di level konkrit, ia dinamakan sebagai martabat al-Rububiyyah".