Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Strategi Washington: Menjinakkan Jakarta dengan Memperkuat Australia dan Singapura

26 September 2021   20:48 Diperbarui: 29 September 2021   05:21 1646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) TNI-AL melakukan latihan perang (Gambar: Kompas.com)

Jika Indonesia mau keluar dari jebakan "bonsai militer", maka caranya harus berani mengambil resiko. Posisi Indonesia saat ini seperti anak emas. Kelewat strategis. 

Diperebutkan oleh Amerika dan China. Jika Indonesia mampu memanfaatkan situasi untuk kepentingan nasional maka yang utama adalah membenahi pagar berduri rumahnya, yakni alutsistanya.

Jika Amerika berkeberatan memberi peralatan terbaiknya, ambil langkah ekstrem, belok kiri. Merapat ke Beijing. 

Jika Indonesia dikejutkan dengan pakta pertahanan AUKUS, Indonesia bisa mengejutkan balik dengan membentuk Poros Jakarta-Beijing. Pastinya ngeri-ngeri sedap. Hal itu bisa dijadikan shock therapy bagi kekuatan Barat yang sering mendikte perpolitikan Indonesia.

Indonesia dan Prancis adalah dua negara yang kena prank Australia. Australia mengkhianati non-proliferasi nuklir kawasan. 

Ngeprank perancis dengan membatalkan pembelian kapal selam senilai US$50 milyar. Dari pengalaman sejarah Australialah yang bicaranya sering berbeda antara janji dan fakta. Sepertinya demensia menjadi endemik di Australia.

Australia ibarat negara salah kostum. Berada di lingkaran Asia, budaya timur, tapi tabiet politik selalu berlagak barat. Memposisikan strata yang lebih tinggi dibanding negara di sekitarnya.

Kesimpulan

Saat ini kekuatan militer Indonesia kelas menengah. Dikatakan lemah tidak, kuat juga tidak. Posisi moderat, cukup untuk sekedar defensif. Indonesia berada di ranking 16 dunia menurut GFP 2021. Di atas Australia (19), dan Singapore (40). 

Sedangkan situasi kawasan mensyaratkan negara sebesar Indonesia punya efek gentar yang lebih. Perlu kesadaran dari DPR memikirkan bahwa pembangunan alutsista TNI tidak bisa ditawar lagi. Anggaran pembelian peralatan mutakhir harus ditambah dan segera disetujui.

Kepentingan nasional harus yang utama. Melindungi segenap tumpah darah Indonesia tidak cukup lagi dengan bambu runcing dan jimat kebal peluru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun