Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Strategi Washington: Menjinakkan Jakarta dengan Memperkuat Australia dan Singapura

26 September 2021   20:48 Diperbarui: 29 September 2021   05:21 1646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) TNI-AL melakukan latihan perang (Gambar: Kompas.com)

"war might come at any moment and at any place"

Setelah era Demokrasi Terpimpin, tidak terdengar lagi detterent  effect peralatan tempur militer Indonesia. Kiblat politik berubah. Blok Timur ditinggalkan, Blok Barat jadi sandaran. Pemutusan hubungan diplomatik dengan Moskow dan Beijing tahun 1967 salah satu bentuknya.

Alutsista (alat utama sistem senjata) gahar yang tidak sesuai mahzab Amerika CS di grounded. KRI Irian--kapal perang kelas penjelajah seberat 16.000 ton--, kapal selam kelas Whiskey, pesawat Mig-21, pelan namun pasti, lenyap ! 

Sebagai gantinya Indonesia mendapatkan alutsista Blok Barat. Persenjataan militer kelas dua! Tidak menakutkan, tidak menggentarkan. Cukup bisa terbang dan cukup bisa berlayar.

Cara pandang Orde Baru Sebagai pengganti Orde Lama, tidak lagi memfokuskan pada angkatan perang. Apalagi politik. Lebih fokus pada pembenahan ekonomi. 

Membuka selebar-lebarnya keran investasi asing. Hasilnya tampak. Dana asing masuk dengan deras. Infrastruktur dibangun, kebutuhan pokok rakyat dipenuhi. 

Bicara politik dikebiri. Menjadikan Rezim Orde Baru lalai  menerawang geo politik kawasan. Kawasan dianggap baik-baik saja. Nyatanya tidak. Indonesia kecolongan. Timor-Timur lepas, Sipadan Ligitan menyusul kemudian. Laut Tiongkok memanas.

Meskipun Indonesia sudah merapat ke Barat, Amerika sebagai kepala suku Blok Barat, setengah hati menerima Indonesia. Bagi Amerika, Indonesia bukan sekutu dekatnya. 

Indonesia adalah kekuatan yang harus diwaspadai dan jangan sampai besar. Cukup didekati, tapi jangan terlalu akrab. Jangan dijauhi karena bisa berbuat nekat. Akan muncul ketidak seimbangan kawasan kalau Indonesia kuat. Begitu cara pandang Amerika terhadap Jakarta.

Cara pandang setengah hati itulah yang masih sering dipakai Amerika melihat Indonesia. Pandangan penuh kecurigaan. Apakah Indonesia tahu? Jelas! Indonesia menyadari sebaik apapun kita merapat ke Barat, mereka akan tetap setengah hati merangkul Indonesia. Bagi mereka, Indonesia anak macan. 

Indonesia ancaman tersembunyi. Sama seperti Iran yang pernah dibesarkan Amerika, lalu menerkam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun