Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik untuk asa tunas muda dunia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berjuang dalam tulisan dengan hati nurani dan menginspirasi Bagi sesama...serta mengetuk relung-relung hati sesama.. 🙏

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Kipas Angin Alami

19 Mei 2020   07:01 Diperbarui: 19 Mei 2020   08:06 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seperti kipas angin dan suara bentor yang bergantian.. 

Arus kendaraan   yang sejenak berhenti   dan terus ketempat  

Tujuannya mencari sesuap semangat.. 

Sesuap nasi dan hasil tuk esok hari.. 

Yang memancarkan sinarnya.. 

Sayang angin tak mampu merayu mentari tuk beranjak dari slimut awan  yang pekat.. 

Hanya mengintip saja.. 

Ketika raga ini tak berkeringat selesai mengayuh sepeda pagi.. 

Tapi arus kendaraan tak mau berhenti.. Saat di rumah saja... 

Dan berhenti sejenak di traffic light

Tiba-tiba terhenti lah carry kuning yang mengantar ku ke tempat.. Tujuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun