Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Transformative Human Development Coach | Penulis 3 Buku

Agung MSG – 🌱 Transformative Human Development Coach ✨ Mendampingi profesional bertumbuh lewat self-leadership, komunikasi, dan menulis untuk reputasi. 📚 Penulis 3 buku dan 1.400+ artikel inspiratif di Kompasiana dengan konsistensi kualitas yang mendapat sorotan headline dan highlight. 💡 Penggagas HAI Edumain – filosofi belajar dan berkarya dengan hati, akal, dan ilmu. 📧 agungmsg@gmail.com | 🔗 bit.ly/blogagungmsg | 📱 @agungmsg | 📞 +62 813-2045-5598 🔖 #TransformativeCoach #LeadershipWriting #GrowWithAgung

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kepatutan dalam Kekuasaan: Memahami Fenomena Korupsi, Flexing, dan Permintaan THR oleh Pejabat Negara dan Keluarga Mereka

16 April 2023   06:08 Diperbarui: 16 April 2023   06:09 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepatutan dalam Kekuasaan: Risiko Pelanggaran Terhadap Prinsip | Image : redwerk.com

Dalam kesimpulannya, manajemen risiko kepatutan yang efektif dapat membantu mencegah korupsi dan tindakan-tindakan tidak etis dalam kekuasaan. Dengan mengambil pendekatan kepatutan, para pejabat negara dapat meminimalkan risiko terkait tindakan yang tidak etis atau ilegal, serta membangun kepercayaan publik dan kepatuhan terhadap hukum. 

Analisis risiko terkait kepatutan dalam kekuasaan dapat dilakukan dengan cara mengurangi risiko melalui pendekatan kepatutan, dengan menjaga kepatutan sebagai bentuk pengelolaan risiko.

Ukuran Kepatutan dalam Berbagai Konteks: Pengertian, Faktor yang Mempengaruhi, dan Praktiknya dalam Organisasi dan Profesi

Ukuran kepatutan artinya kita melakukan tindakan yang sesuai dengan norma-norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Tindakan tersebut juga harus wajar dan sesuai dengan situasi atau kondisi yang ada.

Di berbagai konteks, ukuran kepatutan bisa berbeda-beda tergantung pada nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat atau lembaga yang terlibat. Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran kepatutan antara lain budaya, agama, dan konteks sosial.

Budaya dan tradisi mempengaruhi norma kepatutan di masyarakat. Misalnya, di budaya Barat dianggap baik untuk menunjukkan pendapat secara terbuka, sedangkan di budaya Timur menghargai sopan santun dan menghormati orang lain.

Keyakinan agama juga mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kepatutan. Misalnya, di beberapa agama seperti Islam dan Hindu, ada pakaian yang dianggap lebih patut dan sesuai dengan nilai-nilai keagamaan.

Konteks sosial juga mempengaruhi norma kepatutan. Misalnya, cara berpakaian yang sesuai dalam situasi formal berbeda dengan cara berpakaian yang sesuai dalam situasi santai seperti di pantai.

Dalam organisasi atau profesi tertentu, ukuran kepatutan diatur oleh peraturan dan etika yang berlaku. Contohnya, seorang dokter atau pengacara memiliki kode etik yang mengatur perilaku mereka dalam menjalankan tugas profesionalnya.

Kesimpulan : Ringkasan Temuan, Implikasi dan Saran, dan Refleksi Penulis

Kepatutan dalam kekuasaan merupakan isu serius yang mempengaruhi perilaku, tindakan, dan keputusan para pejabat negara dan keluarga mereka. Pelanggaran terhadap prinsip kepatutan dapat mengakibatkan ketidakadilan, ketidakmerataan, dan ketidakpercayaan pada sistem pemerintahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun