Filosofi Tupai Kehilangan Habitat
Tupai kecil, lincah di dahan,
Mencari makan, riang gembira.
Kini terpaku, di tiang beton,
Habitatnya hilang, digantikan kawat berduri.
Pohon rindang, tempat berlindung,
Telah ditebang, digantikan gedung pencakar langit.
Tupai kehilangan tempat berpijak,
Terpaksa hidup di antara kabel yang berkelindan.
Kakinya yang mungil, mencengkeram besi,
Ekornya yang panjang, menjaga keseimbangan.
Matanya yang besar, penuh kecemasan,
Mencari jalan keluar dari keterasingan.
Tupai, simbol kegigihan dan keuletan,
Bertahan hidup di tengah kesulitan.
Mengajarkan kita untuk tidak menyerah,
Terus berjuang, meski rintangan menghadang.
Di hutan yang dulu subur, tupai merintih,
Habitatnya terancam oleh ulah manusia yang rakus.
Dahulu pohon-pohon menjulang tinggi, tempat bermainnya,
Kini menjadi gundukan kayu yang tak berujung.
Filosofi tupai kehilangan habitat,
Mengajarkan kita akan kerapuhan dan keadilan alam.
Mereka menjadi korban dari kelalaian dan ketamakan,
Manusia yang lalai akan tanggung jawabnya.
Tupai, simbol kehidupan yang lincah dan cerdas,
Menjadi saksi bisu akan kehancuran yang tak terelakkan.
Kita manusia, diajak untuk merenung dan berbuat,
Menjaga kelestarian alam, sebagai tugas dan tanggung jawab kita.
Introspeksi diri, manusia, dan bertindaklah,
Sebelum terlambat dan kerusakan semakin parah.
Biarkan filosofi tupai menjadi pelajaran berharga,
Bagi kita semua, untuk menjaga bumi dan seisinya dengan penuh kasih sayang
Marilah kita introspeksi diri,
Renungkan kerusakan alam yang telah terjadi.
Berhentilah merusak habitat tupai,
Jaga dan lestarikan alam untuk masa depan.
