Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dekat tapi Terasingkan

24 Februari 2024   11:28 Diperbarui: 24 Februari 2024   11:28 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dekat Tapi Tersingkirkan

Dekat tapi tak dirasa,
Bersama tapi tak dihiraukan.
Seperti bayangan yang selalu mengikuti,
Namun tak pernah dilihati.

Terasa dekat, bagaikan nafas,
Namun tak dipedulikan, bagaikan debu di atas alas.
Terdengar jelas, bagaikan bisikan,
Namun tak didengarkan, bagaikan angin yang bertiup kencang.

Hati yang terluka,
Tersembunyi di balik tawa yang dipaksakan.
Perasaan yang terabaikan,
Tersingkirkan oleh ego dan kesombongan.

Dekat tapi tak tersentuh,
Ingin diungkapkan tapi tak berani berucap.
Terjebak dalam dilema,
Antara rasa cinta dan rasa kecewa.

Hingga pada akhirnya,
Terluka menjadi kebiasaan,
Dan terabaikan menjadi kenyataan.

Dekat tapi tersingkirkan,
Sebuah kisah pilu yang tak terlupakan.
Sebuah luka yang terukir di dalam kalbu,
Sebagai pengingat bahwa cinta tak selalu indah.

Di antara kita, terasa jarak yang tercipta,
Meski fisik berdekatan, namun hati terasing.
Seperti dua benua yang bertemu namun tak bersatu,
Kita terpisah dalam sunyi yang menggelayut.

Terkadang, kata-kata terhenti di bibir,
Dan pelukan terasa dingin meski dekat di sisi.
Kita terjebak dalam keheningan yang menyiksa,
Di antara relung hati yang terpisah.

Mungkin kita terlalu sibuk dengan dunia luar,
Hingga melupakan kehangatan di antara kita.
Namun dalam sunyi itu, masih ada harapan,
Untuk menjembatani jurang yang tercipta.

Jadilah sinar yang menerangi kegelapan,
Dan jembatan yang menghubungkan hati kita.
Meski terasingkan, namun kita bisa bersama,
Dalam ikatan yang kuat, di dalam cinta yang tulus.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun