Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Manipulasi Kejujuran

13 Januari 2024   21:09 Diperbarui: 13 Januari 2024   21:31 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Manipulasi Kejujuran

Di balik kata-kata manis
Tersimpan niat busuk
Menyembunyikan kebohongan
Dengan dalih kejujuran
Kejujuran menjadi alat
Untuk memperdaya orang lain
Mendapat keuntungan
Tanpa perlu bersusah payah
Kesombongan rohani
Menjadikan diri merasa benar
Tidak mau mendengarkan
Kritikan dari orang lain
Penyakit ini berbahaya
Bisa menghancurkan diri sendiri
Menjadikan diri tidak mampu
Untuk berkembang dan berubah
Oleh karena itu,
Hendaknya kita berhati-hati
Dalam berkata dan bertindak
Jangan sampai terjebak
Dalam manipulasi kejujuran
Dan kesombongan rohani
Marilah kita introspeksi diri
Lihatlah ke dalam hati kita
Apakah kita sudah jujur
Dan tidak sombong rohani
Marilah kita mohon ampun
Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Agar kita dapat menjadi
Seseorang yang jujur
Dan tidak sombong rohani
Di reruntuhan kejujuran, tumbuhlah benih manipulasi,
Kamuai hati yang dulu tulus, kini ditutupi oleh tirai tipu daya.
Ketika kata-kata palsu menari di bibir,
Kesucian hati tercabik, menghancurkan kejujuran yang pernah diukir.

Penyakit kesombongan rohani merajalela,
Mengukir parit pemisah di antara kita.
Seolah tinggi di atas awan, menggiring dalam ilusi,
Membentuk kubu yang mengisolasi kebenaran yang sesungguhnya.

Raga mungkin sehat, tapi rohani tertutup kabut,
Manipulasi kejujuran membawa bencana ke dalam hati.
Bukan lagi warna-warna kebenaran yang terpancar,
Tapi kelabu kesombongan, meresapi setiap ruang jiwa.

Keliru, sebab sejatinya kejujuran adalah kebebasan,
Namun manipulasi membelenggu, menjebak dalam jeratan.
Dalam kiblat kesombongan, diri merasa megah,
Padahal, sebenarnya, itu hanyalah bayang-bayang yang membual.

Terlalu besar egomu, padahal hakikatmu rapuh,
Kejujuran adalah obat, tapi kau lebih memilih racun.
Tertutup dalam kesombongan rohani yang menggila,
Kau hanyalah purnama yang terperangkap dalam kelam.

Bukalah hati, lepaskan manipulasi dan kesombongan,
Sebelum jatuh ke dalam jurang kehancuran yang tanpa tepi.
Kembali pada kejujuran, bimbinglah diri pada cahaya,
Agar rohmu bersih, dan hatimu tulus kembali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun