Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Kompasianer

Kompasianer of The Year 2019 | Part of Commate KCI '22 - Now | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jangan Berdalih Cuma Sekadar Konten

9 April 2025   12:30 Diperbarui: 9 April 2025   23:37 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi- Membuat konten media sosial. (Freepik/jcomp)

Kompasianer, ada yang kerap scroll media sosial/medsos?

Saya termasuk orang, yang lumayan sering menyambangi medsos. Mengingat pekerjaan saya, berkaitan erat dengan beberapa platform medsos.

Konten-konten unik, biasanya menjadi langganan FYP. Konten yang spesifik, oleh pemiliknya dimaintenance sedemikian rupa. Saking banyak yang like dan komentar, follower-nya sampai tembus ratusan ribu bahkan jutaan.

Ada beberapa konten, kerap mampir di beranda saya. Diantaranya konten keluarga, dikreasikan dengan konsisten oleh sang kreator. Adalah sepasang suami istri, yang kemudian salah satu menjadi obyek penderita.

Ada satu konten, istri diposisi yang tertindas. Suami yang memberi uang belanja sedikit, membuat istri super ngirit. Di akun lain kebalikannya, istri sering memarahi suami. Suami dengan wajah polos, berusaha ngeles dengan perilaku salah tingkah.

Di dua akun kerap FYP itu, komentar netizen ber-aneka rupa. Pada konten tentang suami pelit, netizen merasa kesal dan kasihan pada istri. Ada yang mendukung istri, bekerja mendapat uang dan berpisah dengan suami.

Pun di konten istri marah pada suami, netizen dibuat jengkel dengan kelakuan istri. Bahwa istri harusnya hormat suami, tidak elok menindas mempermalukan. Tak sedikit netizen menyarankan, si suami mencari istri baru.

Pada dua konten tersebut, saya sebagai penikmat saja. Kalau sedang tidak berselera, saya skip ke konten lain. Namun membaca aneka komentar, sempat membuat hati ini miris.

Pengalaman hidup mengajari saya, selalu berhati-hati dengan omongan. Karena sebenarnya ucapan, bisa menjadi doa. Kita tidak tahu, dari mulut yang mana bakalan terwujud.

Para konten kreator, sebaiknya juga hati-hati membuat konten. Jangan memantik orang lain, berpikiran, berasumsi, berkomentar tidak baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun