Kompasianer, ada yang kerap scroll media sosial/medsos?
Saya termasuk orang, yang lumayan sering menyambangi medsos. Mengingat pekerjaan saya, berkaitan erat dengan beberapa platform medsos.
Konten-konten unik, biasanya menjadi langganan FYP. Konten yang spesifik, oleh pemiliknya dimaintenance sedemikian rupa. Saking banyak yang like dan komentar, follower-nya sampai tembus ratusan ribu bahkan jutaan.
Ada beberapa konten, kerap mampir di beranda saya. Diantaranya konten keluarga, dikreasikan dengan konsisten oleh sang kreator. Adalah sepasang suami istri, yang kemudian salah satu menjadi obyek penderita.
Ada satu konten, istri diposisi yang tertindas. Suami yang memberi uang belanja sedikit, membuat istri super ngirit. Di akun lain kebalikannya, istri sering memarahi suami. Suami dengan wajah polos, berusaha ngeles dengan perilaku salah tingkah.
Di dua akun kerap FYP itu, komentar netizen ber-aneka rupa. Pada konten tentang suami pelit, netizen merasa kesal dan kasihan pada istri. Ada yang mendukung istri, bekerja mendapat uang dan berpisah dengan suami.
Pun di konten istri marah pada suami, netizen dibuat jengkel dengan kelakuan istri. Bahwa istri harusnya hormat suami, tidak elok menindas mempermalukan. Tak sedikit netizen menyarankan, si suami mencari istri baru.
Pada dua konten tersebut, saya sebagai penikmat saja. Kalau sedang tidak berselera, saya skip ke konten lain. Namun membaca aneka komentar, sempat membuat hati ini miris.
Pengalaman hidup mengajari saya, selalu berhati-hati dengan omongan. Karena sebenarnya ucapan, bisa menjadi doa. Kita tidak tahu, dari mulut yang mana bakalan terwujud.
Para konten kreator, sebaiknya juga hati-hati membuat konten. Jangan memantik orang lain, berpikiran, berasumsi, berkomentar tidak baik.