Sementata Engkau duhai kekasih tiap waktu mondar mandir melambai dan menyapa tak pernah kuhiraukan
Engkau menangis dalam kesunyian meratapi keadaan yang sangat tak mungkin mampu dihadapi oleh semua pengikutmu
Sementara kami tertawa berhura hura dalam kepalsuan dan kejumudan
Lantas kusuarakan Rindu kepadamu setiap malam
Kerinduan macam apa ini wahai kekasih
Akankah sampai pada sunyi dan kesejatian yang selalu ku dengungkan dalam sunyi
Sedang jiwa ku masih selalu asyik dalam gegap gempita dan melupakanmu
Palsukah rindu ini padamu kekasihku yang sejati
Kekasih alam dan yang kelak menyelamatkan bukan hanya aku tetapi semua manusia yang mengaku cinta kepadamu
Pantaskah kusebut ini rindu
Jika syahwat ku masih selalu saja mengepung dan mengalahkanku.