Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Esai sebagai Alat Bantu Rekrutmen Karyawan Baru

14 November 2020   11:36 Diperbarui: 21 November 2020   17:19 1262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lamaran kerja (SHUTTERSTOCK/Fizkes) via Kompas.com

"Menjaring calon karyawan baru merupakan sebuah proses yang susah-susah gampang. Hanya saja ada beberapa aspek tertentu yang diharapkan ada dan melekat dalam diri seorang aplikan seharusnya sudah bisa diketahui sejak awal tanpa perlu membuang-buang waktu lebih lama. Berkas-berkas yang tersaji hingga beberapa dokumen yang dilampirkan dalam sebuah proses rekrutmen kerja belum tentu memberikan gambaran yang utuh. Perlu adanya hal lain yang mendukung upaya itu. Dan salah satu opsinya adalah melalui esai."

Data informasi apa saja yang biasanya disertakan para pencari kerja ketika hendak melamar pekerjaan ke sebuah korporasi, lembaga, institusi, ataupun organisasi bisnis? 

Sebaliknya, data apa saja yang dipersyaratkan oleh setiap korporasi, lembaga, institusi, atau instansi serta organisasi bisnis kepada para aplikan yang hendak melamar kerja ke sana? 

Jawabannya barangkali hanya berkisar pada Curiculum Vitae (CV), foto, sertifikasi, KTP, surat rekomendasi, piagam penghargaan, ijazah, transkrip nilai, dan yang sejenis dengannya. 

Sebuah rekam jejak yang terdokumentasi melalui beberapa arsip data baik itu dari rilisan pihak tertentu ataupun hasil dokumentasi mandiri. Tujuannya adalah untuk dijadikan sebagai pedoman menilai kelayakan atau kecocokan seseorang dalam rangka mendapatkan posisi di pekerjaan. Paling tidak mekanisme umum seperti itulah yang banyak dianut oleh banyak organisasi di negara kita.

Ilustrasi rekrutmen kerja | Sumber gambar: thebalancecareers.com
Ilustrasi rekrutmen kerja | Sumber gambar: thebalancecareers.com
Sementara beberapa perusahaan ternama dunia seperti diantaranya SpaceX milik Elon Musk mempersyaratkan sesuatu yang lebih, yaitu keharusan para aplikan untuk membuat esai yang mengisahkan tentang dirinya, ambisinya, harapan tentang kehidupan, pandangan tentang sesuatu, dan lain sebagainya. 

Hal itu dimaksudkan untuk mencari tahu lebih dalam tentang sosok calon karyawan diluar informasi yang disajikan melalui beberapa berkas yang disertakan saat melamar kerja. 

Sebuah esai dimaksudkan untuk melihat seperti apa sudut pandang yang dimiliki seseorang akan sesuatu. Apakah ada kontradiksi dalam pemikirannya atau tidak hal itu akan lebih bisa diterka melalui narasi dalam tulisan. Dengan kata lain para aplikan mesti jeli menyusun kata-demi kata yang sebisa mungkin mewakili pandangannya terhadap sesuatu.

Proses semacam ini di negeri maju seperti Amerika Serikat (AS) sudah lumrah dilakukan. Para pelajar lulusan sekolah tinggi selevel SMA untuk masuk ke suatu universitas harus mengajukan sebuah esai yang menuliskan tentang siapa dirinya dan seperti apa pandangannya terhadap beberapa hal. 

Setiap universitas tentu memiliki pertimbangannya masing-masing untuk memilih siapa diantara seluruh aplikan yang paling layak. Dan esai merupakan salah satu kunci penting dari sebab keterpilihan seorang siswa untuk masuk ke perguruan tinggi pilihan.

Setiap organisasi yang hendak merekut tenaga kerja umumnya juga sudah memiliki kriterianya masing-masing. Kemampuan komunikasi, daya analisis, kreativitas dalam mencari solusi masalah, dan masih banyak hal lain yang menjadi bahan pertimbangan mereka untuk merekrut karyawan. 

Prosesi wawancara secara umum dilakukan melalui beberapa level yaitu HRD, user, dan mungkin juga pihak top manajement. Durasinya pun biasanya tidak terlalu lama dalam menggali informasi terkait beberapa hal tertentu melalui wawancara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun