Mohon tunggu...
Agus Arwani
Agus Arwani Mohon Tunggu... Dosen - Dosen UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Membaca adalah petualangan tanpa batas yang dijalani dalam diam, menulis adalah ekspresi jiwa yang tercurah dalam kata. Keduanya membentang jembatan antara imajinasi dan realitas

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Zakat sebagai Katalisator Pencapaian SDGs Perspektif Baru

6 April 2024   05:00 Diperbarui: 6 April 2024   06:04 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sachs, Schmidt-Traub, Kroll, Lafortune, & Fuller, 2020

Zakat sebagai Katalisator Pencapaian SDGs: Perspektif Baru

Dalam dunia yang berusaha keras mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), zakat muncul sebagai instrumen filantropi yang kuat dengan potensi yang belum sepenuhnya tergali. Sebagai salah satu pilar utama Islam, zakat tidak hanya merupakan kewajiban keagamaan, tetapi juga alat sosial ekonomi yang efektif. Dalam konteks global saat ini, zakat menawarkan perspektif baru yang inovatif dan strategis dalam upaya mencapai SDGs.

Zakat, dengan prinsip dasarnya yang mengarah pada redistribusi kekayaan dan pengurangan ketidaksetaraan, secara langsung menyentuh beberapa aspek kunci dari SDGs. Ini termasuk pengentasan kemiskinan (SDG 1), pengurangan kelaparan (SDG 2), pendidikan berkualitas (SDG 4), dan kesehatan yang baik (SDG 3). Dengan menyalurkan zakat ke inisiatif yang berkaitan dengan tujuan-tujuan ini, potensi untuk membuat dampak positif yang signifikan sangat besar.

Meski potensinya besar, realisasi zakat sebagai katalisator untuk SDGs menghadapi tantangan. Kekurangan dalam manajemen dana, transparansi, dan akuntabilitas adalah beberapa isu yang sering muncul. Untuk mengatasinya, diperlukan sistem pengelolaan zakat yang lebih terstruktur dan profesional, mungkin melalui penerapan teknologi seperti blockchain untuk meningkatkan transparansi dan pelaporan.

Teknologi dan inovasi memainkan peran krusial dalam menjembatani kesenjangan ini. Penggunaan platform digital untuk pengumpulan zakat dapat mempermudah proses donasi dan meningkatkan jangkauan kepada muzakki (donatur). Di sisi lain, teknologi informasi dapat membantu dalam pengidentifikasian proyek yang efektif dan penilaian dampak, memastikan bahwa dana zakat digunakan dengan cara yang paling efisien untuk mendukung SDGs.

Meningkatkan kesadaran tentang peran zakat dalam pembangunan berkelanjutan juga vital. Inisiatif pendidikan dan kampanye kesadaran bisa membantu memahami bagaimana zakat, yang selama ini dianggap sebagai amalan keagamaan, juga berperan sebagai alat sosial ekonomi yang penting. Pendidikan ini harus menyasar semua lapisan masyarakat, termasuk para ulama, profesional zakat, dan umat Islam pada umumnya.

Tantangan global memerlukan solusi global. Zakat bisa menjadi lebih efektif jika ada kolaborasi yang lebih luas antara lembaga zakat, pemerintah, organisasi internasional, dan pemangku kepentingan lainnya. Kerjasama ini tidak hanya tentang pengumpulan dan distribusi dana, tetapi juga tentang berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik.

Masa depan zakat dalam konteks SDGs memberikan peluang untuk melihat filantropi Islam dalam cahaya yang baru. Dengan pendekatan yang lebih strategis dan terpadu, zakat dapat menjadi katalisator yang kuat dalam pencapaian SDGs, membawa perubahan yang bermakna bagi banyak orang, dan pada akhirnya, membentuk dunia yang lebih adil dan berkelanjutan. Pendekatan ini tidak hanya memperkuat komitmen terhadap kewajiban keagamaan tetapi juga memperluas dampak sosial dari zakat.

Untuk memaksimalkan dampak zakat pada SDGs, penting untuk memperkuat lembaga-lembaga zakat. Hal ini mencakup peningkatan kapasitas mereka dalam manajemen, transparansi, dan akuntabilitas. Penguatan ini bisa melibatkan pelatihan staf, penerapan standar akuntansi yang lebih baik, dan adopsi teknologi untuk pengelolaan dana yang lebih efektif. Lembaga zakat yang kuat dan profesional adalah kunci untuk memastikan bahwa dana zakat digunakan secara strategis dan efisien.

Meningkatkan keterlibatan komunitas dalam proses pengumpulan dan alokasi zakat dapat meningkatkan kepercayaan dan transparansi. Pendekatan partisipatif, di mana masyarakat lokal dilibatkan dalam identifikasi proyek dan pengambilan keputusan, dapat memastikan bahwa dana zakat dialokasikan sesuai dengan kebutuhan sebenarnya dan memiliki dampak maksimal. Pendekatan ini juga meningkatkan kesadaran tentang peran zakat dalam pembangunan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun