Semestinya hal itu sudah bukan lagi menjadi bahan pertimbangan, karena yang mesti diutamakan adalah integritas serta kompetensinya dalam mengemban tanggung jawab. Posisi-posisi menteri haruslah dijabat oleh orang yang tepat. Bukan semata karena nama populer, akomodasi kepentingan partai, atau semata faktor "like" dan "dislike".Â
Semua haruslah dipertimbangkan secara objektif, sesuai kebutuhan dan kompetensinya. Nama-nama yang sudah sering disebut publik bisa jadi ada yang terpilih.
Namun tentu publik berharap bahwa akan ada nama kejutan yang kompetensinya mumpuni, track record-nya baik, serta tidak terlibat dalam politik kepentingan sehingga mampu melahirkan kinerja yang benar-benar optimal dalam upaya memperbaiki kualitas bangsa.Â
Harapan kita sebagai warga negara tentu semua posisi menteri yang menjabat memiliki integritas yang mumpuni dan attitude yang baik sebagai contoh masyarakat.Â
Jangan sampai ada lagi menteri yang terjerat korupsi, jangan sampai ada menteri yang memberikan pernyataan kontroversial seperti menyebut rakyatnya "bodoh" atau meminta masyarakat tidak memakan cabai saat cabai mahal.Â
Kebijaksaan dalam bersikap dan bertutur kata adalah paket lengkap yang harus ada didalam diri seorang menteri. Semoga Presiden Jokowi mampu menghadirkan sosok menteri yang berkualitas bagi masyarakatnya.
Salam hangat,
Agil S Habib Â