Mohon tunggu...
AGGACITTO
AGGACITTO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa jurusan Psikologi di univeritas negeri semarang

saya adalah mahasiswa Psikologi yang senang berbagi manfaat melalui artikel mengenai gaya hidup sehat, analisis dan kesehatan mental.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Guru Wajib Tahu! 5 Hal yang Perlu Dilakukan untuk Menjaga Kesehatan Mental

4 Juni 2023   02:52 Diperbarui: 4 Juni 2023   05:22 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: PEXELS/Daniel Reche


A. Pengaruh Stress di Dunia Pendidikan

Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang gencar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Tindakan yang dilakukan pemerintah merupakan langkah yang baik bagi pendidikan formal di Indonesia. Namun, akibat dari peningkatan yang begitu kompleks hal ini berdampak pada kondisi kesehatan mental guru di Indonesia.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lisbeth pada tahun 2011 di kecamatan wori manado menunjukan hasil bahwa 99% partisipan guru SD mengalami depresi. Depresi itu disebabkan oleh 2 faktor yaitu; faktor personal (usia, jenis kelamin, status perkawinan), faktor pekerjaan (lama bekerja, jam kerja), faktor sosial (dukungan keluarga, dukungan rekan kerja), dan faktor ekonomi (pendapatan). Hasil dari penelitian tersebut merupakan fakta yang sangat miris bagi guru - guru SD di Indonesia, padahal jenjang pendidikan SD merupakan tahap awal yang paling krusial bagi anak.

Mengutip dari health.detik.com anisah merupakan salah satu guru yang mengalami skizofrenia. Anisah berjuang untuk melawan gangguan mental yang dialaminya untuk tetap mengajar. Skizofrenia yang dialami anisah itu disebabkan karena stres yang dialami anisah saat usia muda. Namun, Kondisi anisah mendapatkan pengucilan di masyarakat dan lingkungan kerjanya. Padahal dukungan sosial sangat berpengaruh pada pengidap untuk dapat sembuh dari gangguan mental yang dialaminya.

Menilik dari kedua kasus tersebut bahwa stress dalam dunia pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh pemerintah, lingkungan pendidikan dan masyarakat.  Pemerintah perlu membenahi sistem pendidikan agar tidak terlalu membebani kondisi fisik dan mental guru di Indonesia. Tidak hanya itu, guru perlu melakukan beberapa langkah untuk mencegah gangguan mental pada dirinya sendiri. Oleh karena itu, Guru sebagai tenaga pendidik harus memiliki kondisi kesehatan mental yang baik agar dapat memberikan pengajaran yang baik pada peserta didik.

B. LANDASAN TEORI

Copying stress


Coping strategies adalah berbagai cara yang digunakan individu untuk mengatasi stres dan masalah dalam kehidupan mereka. Terdapat dua jenis strategi coping, yaitu emotion-focused coping dan problem-focused coping (Dixon T, 2021).

Self Care

Self-care adalah tindakan individu yang dilakukan untuk memelihara kesehatan fisik, emosional, dan mental seseorang. Self-care melibatkan perawatan diri secara aktif dan bertanggung jawab terhadap kebutuhan-kebutuhan individu (Rumaisha E, 2021).

Positive Thinking

Positive thinking adalah Pola berpikir yang bertujuan untuk memberikan kesan positif pada diri sendiri terhadap tekanan atau stress yang bertujuan untuk mengurangi tingkat stress (Mayo Clinic Staff, 2022).

Komunikasi empatik

komunikasi empatik adalah bentuk komunikasi yang menunjukkan adanya saling pengertian antara komunikator dengan komunikan. (Kustiawan, W., dkk., 2022).

Manajemen waktu
Manajemen waktu adalah usaha untuk mengatur waktu secara efektif dan efisien untuk berbagai kegiatan sehari hari (Rohadi, 2008).

C. Solusi untuk menjaga kondisi kesehatan mental pada guru

Copying stress
Coping strategies adalah berbagai cara yang digunakan individu untuk mengatasi stres dan masalah dalam kehidupan mereka. Terdapat dua jenis strategi coping, yaitu emotion-focused coping dan problem-focused coping.

Strategi koping yang berfokus pada masalah tujuannya ialah mengganti atau bahkan menghilangkan stresor. Contohnya seperti perencanaan masalah juga pemecahan masalah. Setelah itu, strategi koping yang berfokus pada emosi yaitu ketika kita mencoba untuk menangani respons emosional kita terhadap penyebab stres. Contohnya seperti, menarik diri, merenung, melampiaskan kemarahan dan juga sejenisnya. Penelitian juga menunjukkan bahwa strategi ini lebih banyak digunakan bagi perempuan, tak seperti koping yang berfokus pada masalah yang kecenderungannya adalah para lelaki.

Kesepakatan di kalangan psikolog beranggapan bahwa strategi yang paling efektif dan yang paling dianjurkan adalah problem-focused coping karena mereka mengaitkan dengan kesehatan mental dan juga tingkat stresnya yang lebih rendah. Sebaliknya, emotion-focused coping cenderung beresiko penyakit yang berhubungan dengan stres, seperti penyakit jantung. Oleh karena itu, Guru sangat dianjurkan untuk menggunakan problem focused coping agar masalah yang ada pada dunia pendidikan ataupun personal tidak semakin buruk dan terselesaikan dengan cepat.


Self Care
Self-care adalah tindakan individu yang dilakukan untuk memelihara kesehatan fisik, emosional, dan mental seseorang. Self-care melibatkan perawatan diri secara aktif dan bertanggung jawab terhadap kebutuhan-kebutuhan individu. Self-care sangat penting untuk menjaga kesehatan mental seseorang dalam menghadapi tekanan dan stress.

Self-care atau perawatan diri adalah langkah yang dapat kita lakukan untuk mengelola stresor di dalam hidup serta menjaga kesejahteraan diri sendiri. Jika kurang melakukan perawatan diri bisa membuat kita merasa kelelahan juga gangguan kesehatan. Perawatan diri bukan yang harus mewah dan juga mahal tapi harus dilakukan setiap hari agar tetap sehat.

Dalam melakukan praktik perawatan diri, setiap orang punya caranya masing-masing bahkan dapat berubah seiring waktu. Ada cara-cara yang dapat dilakukan untuk melakukan perawatan diri (Baratta, 2018; Coons, 2020; Lawler, 2021; Pratt, 2021), yaitu:

  • Beristirahat jika sudah merasa lelah baik di tempat kerja atau di rumah
    Mengetahui cara menurunkan stres setelah seharian bekerja, misalnya dengan melakukan kegiatan yang positif seperti berolahraga, membaca buku, berkumpul dengan keluarga, atau beribadah.
  • Mencoba mengenali diri sendiri secara lebih mendalam
  • Meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti melakukan hobi atau berkumpul bersama keluarga.
  • Menjalin hubungan dengan keluarga dan teman
  • Menjaga kebersihan diri dan melakukan perawatan secara fisik.
  • Tidur yang cukup.
  • Melakukan olahraga secara rutin.
  • Memilih makanan sehat, bergizi dan seimbang serta memastikan kecukupan nutrisi sepanjang hari.
  • Melakukan hal-hal yang mengurangi risiko penyakit, misalnya mendapatkan vaksinasi dan menghindari merokok.
  • Mencari perawatan dari dokter atau profesional kesehatan lainnya bila diperlukan.
  • Melakukan perawatan diri secara spiritual, seperti shalat, berdoa, mengaji, pergi ke mesjid, mensyukuri atas apa yang sudah diperoleh, dan melakukan hal-hal baik setiap hari secara rutin.
  • Membuat perubahan pada lingkungan kerja sehingga suasana kerja menjadi lebih menyenangkan

Melakukan latihan pernafasan. Latihan pernapasan ini akan membantu kita untuk menjadi lebih tenang dan meningkatkan konsentrasi.

Positive thinking

Positive thinking adalah Pola berpikir yang bertujuan untuk memberikan kesan positif pada diri sendiri terhadap tekanan atau stress yang bertujuan untuk mengurangi tingkat stress. Dalam praktiknya positive thinking sangatlah sulit untuk dilakukan namun sebaliknya kebanyakan individu lebih sering untuk berpikir negatif.

Self-talk adalah bentuk dari pengungkapan dari positive dan negatif thinking. Namun individu lebih cenderung untuk mengungkapkan Self-talk negatif karena pikiran negatif yang dominan, sehingga menambah tingkat stress pada individu tersebut.

Positive thinking merupakan hal yang sulit untuk dilakukan tetapi individu dapat melatih positive thinking agar terbiasa untuk melakukan self-talk positif terhadap diri. Untuk melatih positive thinking dapat dilakukan dengan menyadari dan mengubah self-talk negatif menjadi positif, fokus untuk mengontrol hal-hal yang bisa dikontrol, bersikap optimis, dan mengambil pelajaran pada kegagalan yang dialami.

Positive thinking memberikan manfaat bagi kesehatan mental dan fisik, seperti kepercayaan diri meningkat, meningkatkan imunitas tubuh dan memperbaiki hubungan interpersonal. Positive thinking apabila terlatih dengan baik akan membantu meningkatkan kemampuan komunikasi empatik.

Dalam konteks pendidikan positive thinking dapat dilakukan dengan cara memberikan afirmasi positive pada keberhasilan akademik. Sebagai contoh ketika guru mengalami kesulitan dalam menggunakan teknologi dalam mengerjakan tugas dapat di dukung dengan self-talk positif dan bersikap optimis terhadap pekerjaan agar dapat terselesaikan atau ketika guru mendapat perkataan negatif dari orang lain dapat diubah menjadi self-talk positive dan melakukan refleksi diri.  

Komunikasi empatik

Komunikasi empatik adalah bentuk komunikasi yang menunjukkan adanya saling pengertian antara komunikator dengan komunikan. Komunikator adalah individu yang memberikan informasi atau memulai komunikasi dan komunikan adalah individu yang menerima atau menanggapi komunikasi dari komunikator.

Dengan mengedepankan empati atau menggunakan sudut pandang orang lain dalam berkomunikasi, komunikator dapat memahami perasaan dan pikiran komunikan. Dengan komunikasi empati, hubungan interpersonal antara kedua individu dapat menjadi lebih baik dan harmonis. Untuk dapat menjalin komunikasi empatik yang benar komunikator harus melakukan menunjukan yaitu sikap sabar, pengertian, tenang, netral dan siap membantu.

Dalam konteks pendidikan, guru hendaknya memiliki kemampuan komunikasi empatik terhadap rekan kerja dan peserta didik di lingkungan pendidikan. Hal ini bertujuan untuk menjaga keharmonisan hubungan antara rekan kerja dan peserta didik. Dengan komunikasi empatik, guru akan berusaha untuk mendukung rekan kerja atau perserta didik yang kesulitan. Sebagai contoh guru berkomunikasi dengan rekan kerjanya yang sedang kesulitan untuk menyelesaikan tugas pekerjaan atau membantu peserta didik yang tidak mengerjakan tugas karena tidak memahami materi sehingga guru menjelaskan materi kembali pada murid tersebut dengan efektif.

Komunikasi empatik dalam dunia pendidikan akan menjadi sangat penting karena akan menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman bagi tenaga pendidik dan peserta didik. Serta dengan kebiasaan komunikasi empatik dalam dunia pendidikan ini, diharapkan menjadi kebiasaan yang dapat diterapkan pada lingkungan tempat tenaga pendidik dan peserta didik tinggal.

Manajemen waktu

Manajemen waktu adalah usaha untuk mengatur waktu secara efektif dan efisien untuk berbagai kegiatan sehari hari. Dalam konteks pendidikan, manajemen waktu guru sangatlah penting karena memiliki kaitan pada keberhasilan proses belajar mengajar. Guru yang memiliki manajemen waktu yang baik tidak akan terlarut dalam pekerjaannya saja. Namun, akan meminta bantuan orang lain untuk saling melengkapi kebutuhan pekerjaannya agar terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dalam manajemen waktu guru harus memperhatikan tiga spek diantaranya yaitu perencaanan, pelaksaanaan dan pengendalian waktu. Menurut (Rohadi, 2008) yang mengutip (yaeger, 2005) dalam thesisnya menjelaskan bahwa guru dapat melakukan 7 langkah untuk manajemen waktu yaitu, (DO IT NOW): D = Divide (bagi-bagilah tugas).O = Organize (atur bagaimana melaksanakannya), I = Ignore (abaikan gangguan), T = Take (ambil kesempatan), N = Now (sekarang harus dijalankan), O = Opportunity (ambil kesempatan), W = Watch out (waspada dengan waktu).

Langkah (DO IT NOW) merupakan solusi bagi guru untuk dapat menghadapi berbagai tuntutan pekerjaan dan kehidupan dirinya. Manajemen waktu yang baik dapat membantu guru untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam mengajar, mengurangi stress, dan memungkinkan guru untuk memiliki kehidupan yang seimbang. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk berlatih manajemen waktu dengan baik.

Terimakasih kepada pembaca yang telah membaca artikel ini hingga akhir. Penulis berharap literatur ini dapat membantu anda dalam menjaga kesehatan mental yang dialami dalam dunia pendidikan. 

Follow jika anda ingin mengetahui lebih banyak mengenai kesehatan mental. Terimakasih!

Referensi

Anwar, F. (2015, September 29). Kisah Anisah, Seorang Guru dengan Gangguan Jiwa Skizofrenia. DetikHealth. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3030369/kisah-anisah-seorang-guru-dengan-gangguan-jiwa-skizofrenia 

Baratta, M. (2018). Self Care 101. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/skinny-revisited/201805/self-care-101 

Dixon, T. (2022, March 13). Emotion-focused vs. Problem-focused Coping Strategies. IB Psychology. https://www.themantic-education.com/ibpsych/2022/03/14/emotion-focused-vs-problem-focused-coping-strategies/ 

Kandou, L. F. J. (2013). PROFIL DEPRESI PADA GURU – GURU SD DI KECAMATAN WORI MANADO. JURNAL BIOMEDIK (JBM), 3(1). https://doi.org/10.35790/jbm.3.1.2011.857 

Khalish, N. (2021, June 21). Pentingnya Self Care untuk Kesehatan Mental. Rsj.acehprov.go.id. https://rsj.acehprov.go.id/berita/kategori/artikel/pentingnya-self-care-untuk-kesehatan-mental 

Kustiawan, W., Khaira, A., Nisa, A., Nurhalija, M., & Ramadhan, R. (2022). Komunikasi Asertif dan Empatik dalam Psikologi Komunikasi. Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi Dan Manajemen (JIKEM, 2(2), 2483–2496. 

Mayo Clinic Staff. (2022, March 3). How to stop negative self-talk. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/in-depth/positivethinking/art-20043950 

ROHADI. (2008). PENGARUH MANAJEMEN WAKTU DAN MOTIVASI MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) [Thesis (Masters)]. http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/16784

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun