Mohon tunggu...
Ceritamakvee
Ceritamakvee Mohon Tunggu... Agata Vera

"Bersoraklah, dunia ini panggungmu" Selamat datang. Saya ibu dari 3 orang anak. Blogger sejak 2011. Bertahan menulis karena menulis itu sehat Twitter @makvee_vee Facebook Agata Vera Setianingsih Instagram ceritamakvee www.makveestory.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bukan Sekadar Transportasi, Tapi Jembatan Rindu Bernama KAI

9 Mei 2025   21:54 Diperbarui: 14 Mei 2025   13:28 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai ibu dengan tiga anak dan sisa-sisa waras yang makin menipis, saya bisa bilang: mudik itu bukan sekadar perjalanan pulang. Ia adalah survival show edisi Lebaran, di mana kamu diuji sebagai manusia, sebagai istri, dan sebagai ibu dari anak yang kalau dikasih permen dua warna berbeda bisa tantrum karena "yang merahnya harus dipegang kiri".

Tahun ini, saya dan suami akhirnya mudik naik kereta ekonomi premium. Kenapa? Karena pilihan lain lebih cocok buat orang dengan jiwa muda dan tulang rawan yang belum rewel.

Naik motor? Badan saya sudah nggak dioptimalkan buat nempuh 8 jam di jalan sambil nahan kram bokong. Naik mobil pribadi? Maaf, kami belum mampu beli. Naik pesawat? Tiketnya bisa buat DP rumah subsidi. Jadi ya, KAI: selalu di hati.

Koleksi Pribadi
Koleksi Pribadi

Jadi, kereta. Tapi bukan kereta ekonomi biasa. Ini katanya "ekonomi premium".
Ekonomi tapi premium. Konsepnya membingungkan. Kayak makan mie instan, tapi rasa hotel bintang 5

War Tiket: Serasa Kompetisi Nasional Tangan Kilat Emak-Emak
Segala dimulai dari kompetisi tahunan bernama berburu tiket KAI. H-90 sebelum Lebaran, saya dan suami udah pasang alarm, minum kopi, dan stretching jari. Di dunia flash sale, saya cukup pro. Tapi tiket KAI? Ini levelnya udah e-sport.

Begitu jam 00.00, saya klik "pesan"---dan hap! Lenyap. Gagal. Batal. Dunia runtuh. Saya sampai mikir, "Ini lawannya manusia atau robot dari masa depan sih?"

Untung Tuhan masih sayang. Kami dapat juga dua kursi dan satu toddler gratis asal duduk di pangkuan.

Packing: Antara Bekal Lebaran yang Bagai Muatan Logistik Gempa

Sebagai ibu, saya punya satu prinsip hidup: "Bawa aja, nanti pasti kepake." Hasilnya? Satu koper gede, satu ransel, satu tas popok, satu kantong camilan, dan satu kantong misterius yang bahkan saya sendiri lupa isinya apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun