peluang baru, namun juga memperlebar kesenjangan antara masyarakat yang mampu
beradaptasi dengan teknologi dan yang tertinggal. Kusumaryono (2025) menilai bahwa
penerapan sila kelima menuntut adanya kebijakan publik yang adil dan inklusif, agar manfaat
kemajuan teknologi dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya kelompok
tertentu.
Pendidikan menjadi instrumen utama dalam menjaga dan menginternalisasi nilai-nilai
Pancasila. Aryani, Fadjrin, Ashfiya, dan Fitriono (2022) menemukan bahwa integrasi nilai
Pancasila dalam pendidikan karakter efektif membentuk pribadi religius, toleran, dan
berempati. Temuan serupa juga dikemukakan oleh Mujahidah dan Dewi (2022) bahwa
pendidikan berbasis Pancasila mampu memperkuat identitas nasional di kalangan generasi
muda. Dalam konteks era digital, pendidikan Pancasila harus dikemas secara adaptif melalui