modern terletak pada kemampuannya menyeimbangkan kemajuan material dengan nilai-nilai
spiritual, serta mengarahkan pembangunan agar tetap berlandaskan etika dan kemanusiaan.
Pertama, sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengingatkan manusia untuk tidak terjebak dalam
rasionalitas teknologis yang kering dari nilai moral. Di tengah kemajuan sains dan kecerdasan
buatan, nilai ketuhanan menuntun manusia agar tidak kehilangan kesadaran spiritualnya.
Dalam konteks digital, ini berarti menumbuhkan etika bermedia, kejujuran dalam informasi,
serta tanggung jawab moral atas setiap tindakan di dunia maya.
Kedua, sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menjadi fondasi penting dalam menghadapi
polarisasi sosial yang marak di media digital. Sianturi dan Dewi (2021) menekankan bahwa
penerapan nilai kemanusiaan mampu menekan perilaku intoleran, ujaran kebencian, serta
degradasi etika komunikasi publik. Dunia digital seharusnya menjadi ruang ekspresi yang