Mohon tunggu...
Afrizal Ramadhan
Afrizal Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Bekerjalah pada keabadian

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Padamu Ibu

22 April 2021   07:04 Diperbarui: 22 April 2021   07:08 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ruang sepiku

Menjadi-jadi nirwana dewi

Satu dan selamanya dewi abadiku

Ibu

Mendengar tetes yang lirih

Memeluk jantung dan hati sepiaku

Biar sekali kurasa bergetar gelombang mati

Sejak waktu masih kecil lugu

Cinta dalam hidup, hidup dan matiku

Ibu, menyayangimu dalam kata yang tanpa

Mencintaimu dari kata yang paling makna

Menghapus kata-kataku seluruh

"Setelah dewasa, Nak. Kau harus menjadi orang hebat

Mampu membahagiakan keluarga

Sehat selalu dan panjang umur..."

Malaikat mengaminkan.

Aku tertidur dalam laut air mata yang diam

Waktu kecil bertukar, aku besar lugu

Angin mendesau panjang di mimpi

Tak ada, tak ada yang tertahankan Ibu

Aku sejadi-jadinya meruahkan batinku

Padamu juga

Aku tangguh dalam badai yang riuh.

Januari, 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun