Warung ini memanfaatkan rasa penasaran itu. Mereka tahu orang bakal mikir:
"Beneran nggak enak, atau pura-pura aja?"
"Kalau nggak enak, kenapa ditulis besar-besar?"
Dan akhirnya... datanglah pembeli. Bukan buat sate, tapi untuk nasi goreng dan mie pangsit.
Warung Jujur, Warung Ngeles
Sebenarnya ada dua kemungkinan tentang asal muasal spanduk ini.
1. Warung Jujur.
Pemiliknya pernah coba jual sate ayam, tapi hasilnya zonk. Satenya keras, bumbunya gosong, tusukannya miring. Akhirnya, daripada bikin orang kecewa, mereka jujur: "Udahlah, sate nggak usah. Fokus aja ke mie bakso."
2. Warung Ngeles.
Mungkin sering ditanya pembeli: "Ada sate ayam nggak, Bu?"
Daripada ngejelasin tiap hari, dipasanglah spanduk besar:
"Sate ayam tidak enak. Jangan pesan. Kami punya menu lain."
Kedua kemungkinan ini sama-sama bikin ngakak. Dan justru dari kejujuran atau ngeles itu, muncul daya tarik.
Filosofi di Balik Spanduk
Kalau dipikir dalam-dalam, spanduk ini sebenarnya punya filosofi hidup yang keren:
Fokus pada kekuatanmu.
Daripada maksa jualan sate yang nggak bisa bersaing, lebih baik tonjolkan menu lain yang lebih mantap.
Berani jujur pada kelemahan.
Kadang ngaku "nggak bisa" itu jauh lebih melegakan daripada sok bisa.