"Para pelaut menyebutnya hantu laut," tambah Api. "Kapalnya bisa muncul dan menghilang sesuka hati."
Lalu Tirta angkat bicara, dan kata-katanya memberikan bobot pada semua rumor itu. "Energi yang kurasakan pada pelaut itu sama persis dengan yang ada di Kampung Junti. Rasa takut yang mengelilingi nama Alap-Alap... itu bukan sekadar takhayul. Itu nyata. Kekuatan itu ada bersamanya."
Mereka terdiam, memproses implikasinya. Musuh mereka kini punya nama. Seorang laksamana bajak laut yang tampaknya mengendalikan kekuatan gaib untuk menelan kapal-kapal di lautan yang tenang. Kisah Karta tentang "kapal hantu" kini sangat masuk akal.
Tanah menatap cakrawala, di mana siluet kapal-kapal tampak hitam di atas latar belakang langit senja. "Jadi, ini bukan lagi tentang mencari tahu apa yang terjadi," katanya pelan. "Ini tentang memburu seorang Laksamana."
Gayatri mengangguk, matanya menyiratkan keteguhan baja. "Kita harus menemukannya sebelum lebih banyak korban berjatuhan. Kita harus mencari jejak kapalnya."
Pertanyaan yang menggantung di udara adalah: bagaimana cara menemukan hantu di tengah samudra yang luas?
-- BERSAMBUNG ke Bab 23 --
_______
Buku novel ini adalah bagian dari proyek "Lab Histori"Â
https://medium.com/@labhistori
https://www.wattpad.com/user/labhistori