Tapi itu semua harus kita syukuri sebagai karunia dan rizki dari Sang Maha Pencipta kepada kita.
Kami mengusahakan hasil panen kami konsumsi secara pribadi agar kami dapat merasakan hasil kerja kami selama ini, meski sedikit terasa nikmat. Tak jarang juga kami berbagi kepada tetangga dan keluarga sambil juga menceritakan kepada anak kami bahwa banyak di luar sana yang tidak bisa makan semudah kita dengan hasil panen yang kita dapatkan.
Oleh karena itu, kami menekankan kepada anak kami untuk bersyukur dan menghargai seluruh pemberian Tuhan, seberapa pun itu, bahkan hal yang buruk bagi kita bisa baik menurut Tuhan dan justru itu yang terbaik untuk kita.
Semisal ketika panen kami gagal atau tanaman kami terkena penyakit dan tidak tumbuh besar karena akar yang busuk dan lain sebagainya, kami menyampaikan kepada anak kami bahwa dari hal tersebut pun kita bersyukur karena kita dapat belajar bahwa mungkin kita kurang memberikannya paparan sinar matahari, atau menyiram air terlalu sering dan banyak sehingga akar menjadi busuk dan lain sebagainya.
Pelajaran-pelajar seperti ini akan lebih berkesan dengan kita praktikkan secara langsung bersama anak-anak kita. Anak kami pun mulai belajar bahwa menyiram tanaman ada baiknya ketika pagi atau sore hari ketika panas belum terik dan berbahaya karena berpotensi membuat busuk akar.
Atau juga mencabut gulma yang tumbuh di sekitar tanaman agar tanaman kita tumbuh lebih optimal dan nutrisinya terserap sempurna.
Demikianlah kelima manfaat yang dapat anak kita peroleh ketika bercocok tanam atau berkebun di rumah bersama kita.
Semoga dapat menjadi inspirasi dan meyakinkan kita untuk mulai berkebun bersama anak-anak kita terutama di masa pandemi kali ini.
Selamat berkebun bersama buah hati kita!