Nah anak saya yang notabene di bawah umur 5 tahun, alhamdulillah mulai mengenal konsep pemasakan makanan pada tumbuhan atau fotosintesis, pentingnya tanah yang gembur dan subur guna mendukung tumbuh kembang tanaman, paparan sinar matahari yang cukup sera pupuk kompos untuk menunjang pertumbuhan tanaman.
Pelan-pelan juga saya kenalkan berbagai jenis benih tanaman seperti kangkung, bayam, caisim, pakcoy, cabai, selada dan lain sebagainya.
Tidak menyangka juga dia ternyata kangkung, bayam, pakcoy yang banyak daun ternyata berasal dari biji-bijian yang kecil, setelah ditanam dan dirawat bisa bertumbuh besar layaknya manusia yang berasal dari zigot yang kecil hingga memiliki anggota tubuh yang lengkap dan kompleks.
Dengan bertanam sedikit-sedikit ilmu pengetahuan serta proses yang terjadi di alam bisa kita kenalkan kepada anak.
Pengetahuan ini juga berguna bagi mereka besar nanti kelak untuk lebih suka mengulik dna mengekplorasi fenomena alam yang terjadi di sekitar.
Kelima, Mengajari Anak untuk Bersyukur Kepada Sang Maha Pencipta
Siapa menyangka hanya dengan bercocok tanam dapat memberikan berbagai pembelajaran dan pemaknaan hidup yang berharga bagi kita semua.
Terutama untuk anak-anak kita memahami berbagai hal termasuk untuk bersyukur atas karunia dan rizki yang Allah Swt. telah dan akan berikan kepada kita.
Setelah menanam, merawat selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan akhirnya kita mendapatkan hasil dari hasil kerja keras kita.
Terkadang kita mendapatkan hasil panen yang berlimpah dan sehat-sehat, tak jarang juga yang mati dan hasilnya kurang maksimal.