Saya tau perihal nama-nama tersebut manakala mencoba masuk ke aplikasi yang mungkin sudah dikenal yakni G*TCO*TA* atau T***CA*L dengan iseng-iseng melacak nomor HP si peminjam. Dan cukup mengejutkan bagi saya karena enggak seekstrim gitu, hehe.Â
Mengenali kebocoran finansial lewat trik peminjam pribadi dan sisi buruknya
Saya sudah lama bekerja di industri pembiayaan yang memberi kredit. Meski begitu, mengapa bisa kecolongan atau ketipu manakala oknum tersebut meminjam uang pribadi dan bukan uang dari kantor tempat bekerja.Â
Alasan pertama, karena percaya sama orangnya. Ini nasabah sudah dikenal sekian tahun. Dia biasa kredit dana antara 50 juta hingga 80 juta. Dan tak pernah nunggak. Catet itu ya...Catet. Jadi bagaimana saya bisa tak percaya padanya.Â
Alasan kedua, saya dan tim yang biasa menangani pengajuannya dari awal. Mulai dari survei, foto usaha, foto tempat tinggal dan semua dokumen lain.Â
Hubungan itu tak lagi seperti nasabah dan pegawai finansial, tapi sudah seperti kakak adik atau keluarga karena saking dekat dan akrab.Â
Alasan ketiga, dia menawarkan kerja sama pada segmen usaha yang dikelolanya sendiri, yang terbukti tahan banting di masa pandemi dan akan terus eksis dibutuhkan banyak warga.Â
"Saya perlu modal, nanti kita bagi hasil. Sekian persen buat situ, sekian persen buat saya," demikian tawarannya hampir setahun silam.Â
Saya kebetulan ada sejumlah dana di tabungan. Dengan sekian alasan di atas, saya percaya ditambah besaran persentase bagi hasil dibanding bunga deposito yang enggak seberapa, akhirnya saya hoa hoa aja. Cuzz transfer.Â
Tapi saya beri syarat hanya untuk enam bulan saja. Setelah itu balikin dananya. Namun ending-nya bikin kesal. Nomor saya diblokir dan uang enggak balik-balik.Â
Dana yang diinvestasi padanya bukan dipakai sebagai modal usahanya sesuai pembicaraan dan perjanjian, malah diinvestasikan ke pihak lain yang akhirnya berujung macet.Â