“Sri Ronggeng Dukuh Paruk”
oleh : Aditya Hera Nurmoko
Di bawah cahaya bulan purnama
Di atas panggung tergelar tarian jawa
Sri Ronggeng Dukuh Paruk namanya
Mengalunkan ritme gamelan yang mempesona
Bagai kembang di antara ilalang
Menghiasi keindahan desa yang tenteram
Namun, kehidupan di desa tak selalu ramah
Disana, patriarki masih mengikat para wanita
Di sinilah, Ahmad Tohari merangkai kisahnya
Melukiskan kehidupan masyarakat desa yang dalam
Seni ronggeng menjadi cermin kehidupan sehari-hari
Makna dan nilai melekat mengalir dalam syair
Namun, konflik dan tragedi tak bisa dihindarkan
Di situlah, ada persaingan di antara para ronggeng, penindasan oleh oknum aparat
Semua itu melatari kisahnya
Menjadi refleksi dan kritik masyarakat yang konon 'Galuh Purba'
Sri Ronggeng Dukuh Paruk, sebuah kisah yang mengharukan
Membuka mata kita, hilangnya budaya tradisi desa-desa 'ngapak'
Makna dan pesan kan selalu membekas
Dalam ingatan dan hati sejarah budaya masyarakat banyumas