Mohon tunggu...
Adis Aprie Rosalvino
Adis Aprie Rosalvino Mohon Tunggu... Mahasiswa Departemen Sains Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat IPB University

Saya adalah mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, IPB University. Saya memiliki minat besar pada isu-isu sosial, pembangunan masyarakat, serta pemberdayaan komunitas. Bagi saya, peran komunikasi sangat penting dalam menjembatani ide, menggerakkan partisipasi, dan menciptakan perubahan positif di masyarakat. Di luar kegiatan akademik, saya juga aktif mengembangkan diri melalui organisasi, kepanitiaan, maupun program pengabdian kepada masyarakat. Saya senang terlibat dalam aktivitas yang mendorong kolaborasi, kepemimpinan, dan kreativitas. Hobi saya antara lain menulis, membaca, serta mengikuti diskusi atau kegiatan sosial yang membuka wawasan baru. Selain itu, saya juga menyukai aktivitas kreatif seperti public speaking, dan olahraga ringan sebagai penyeimbang rutinitas kuliah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inovasi PKM-PM Mahasiswa IPB untuk Pulihkan Rasa Percaya Diri Anak Korban Kekerasan melalui Permainan Puppet Show

20 September 2025   08:20 Diperbarui: 20 September 2025   08:20 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam upaya nyata mendukung pemulihan psikososial anak-anak korban kekerasan, Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidangPengabdian Masyarakat (PKM-PM) LENTERA dari Institut Pertanian Bogor (IPB) melaksanakan kegiatan Kasih Bhakti di Yayasan Bina Matahari Bangsa (YBMB), Penjaringan, Jakarta Utara. Kegiatan ini dirancang sebagai wadah pembelajaran sekaligus ruang pemulihan bagi anak-anak yang pernah mengalami luka batin akibat kekerasan, baik fisik maupun sosial.

Program Kasih Bhakti merupakan bagian dari rangkaian besar LENTERA: Latihan Empati dan Norma dalam Temperance untuk Resiliensi Anak. Fokus utamanya adalah menumbuhkan rasa percaya diri, penerimaan diri, serta membangun kembali semangat kasih sayang antarindividu. Salah satu inovasi yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pertunjukan puppet show atau teater boneka yang dimainkan langsung oleh anak-anak dengan pendampingan tim mahasiswa.

Melalui puppet show, anak-anak tidak hanya diajak menonton pertunjukan, tetapi juga terlibat aktif sebagai pemeran, pengisi suara, hingga pengatur alur cerita. Mereka memerankan tokoh-tokoh boneka dengan karakter sederhana yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti teman sebaya, anggota keluarga, ataupun hewan peliharaan. Cerita yang dimainkan dirancang sedemikian rupa agar mencerminkan perasaan, tantangan, dan harapan yang dialami anak-anak, sehingga mereka dapat belajar mengungkapkan emosi dengan cara yang sehat.

Menurut Alya Cahya Kamilah, salah satu anggota Tim LENTERA, puppet show ini lebih dari sekadar hiburan. “Kasih Bhakti ini kami desain sebagai ruang ekspresi anak-anak agar mereka bisa belajar menerima diri sendiri, tidak rendah diri, dan tetap percaya bahwa mereka berharga. Dengan bermain peran, mereka belajar mengekspresikan pikiran dan perasaan yang mungkin sulit diucapkan secara langsung,” jelasnya.

Dokumentasi Permainan Puppet Show (Sumber: Dokumentasi Pribadi, Alya Cahya Kamilah)
Dokumentasi Permainan Puppet Show (Sumber: Dokumentasi Pribadi, Alya Cahya Kamilah)

Kegiatan ini disambut dengan antusias oleh anak-anak. Suasana penuh tawa, kehangatan, dan keceriaan terlihat jelas sepanjang acara. Anak-anak yang awalnya malu-malu mulai berani tampil di depan teman-temannya, bahkan mampu mengimprovisasi cerita sesuai imajinasi mereka. Proses inilah yang menjadi inti dari terapi bermain (play therapy), yakni memberikan ruang aman bagi anak untuk berekspresi, membangun kesadaran emosi, sekaligus melatih keterampilan sosial

Tidak hanya itu, kegiatan ini juga memiliki dampak jangka panjang dalam pembentukan karakter. Dengan memainkan boneka, anak-anak belajar mengenai kesabaran, pengendalian diri, empati, serta komunikasi positif. Nilai-nilai ini sangat penting untuk membangun resiliensi, yaitu kemampuan bertahan dan bangkit kembali setelah menghadapi pengalaman traumatis.

Kasih Bhakti sendiri bukanlah kegiatan tunggal, melainkan salah satu subprogram dari LENTERA yang terus digagas oleh mahasiswa IPB untuk memberikan kontribusi nyata dalam perbaikan etika sosial-emosional anak korban kekerasan. Tim LENTERA percaya bahwa melalui pendekatan kreatif, menyenangkan, dan sesuai perkembangan usia, anak-anak YBMB dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri, penuh kasih, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Dengan semangat pengabdian, inovasi sederhana seperti puppet show ini membuktikan bahwa pendidikan karakter dan pemulihan psikologis tidak selalu harus dilakukan dengan cara yang formal dan kaku. Justru lewat permainan yang dekat dengan dunia anak, nilai-nilai kebaikan dapat ditanamkan secara lebih alami dan efektif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun