Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Sekolah Bisnis Pertama Saya Itu Bernama "Mama"

3 Desember 2020   07:03 Diperbarui: 4 Desember 2020   17:33 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekolah bisnis/ sumber: www.capstoneediting.com.au

Dalam jurnal yang berjudul "Pengembangan Nilai Karakter Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan dan Keteladanan" (2017), Eka Sapti Cahyaningrum Dkk menjelaskan bahwa keteladanan, seperti yang ditunjukkan oleh mama saya merupakan salah satu cara untuk mengembangkan karakter anak. 

Keteladanan dinilai lebih "powerfull" dalam membentuk karakter anak ketimbang nasihat, mengingat anak lebih cepat belajar dengan cara meniru perilaku orang tuanya.

Hal ini juga sejalan dengan uraian yang disampaikan oleh Dra Nana Prasetyo, Msi. Dalam bukunya "Membangun Karakter Anak Usia Dini", Nana pun menegaskan bahwa apabila ingin anaknya menerapkan nilai-nilai moral tertentu, seperti kejujuran, kerja keras, dan disiplin, maka orang tuanya mesti melaksanakan nilai-nilai tersebut lebih dulu. Nantinya anak tadi akan belajar lewat keteladanan yang diperlihatkan oleh orang tuanya.

Lebih lanjut, Nana menjabarkan bahwa proses belajar tadi dilalui dalam beberapa periode. Yang pertama adalah periode 0-18 bulan. Periode ini merupakan "masa keemasan" untuk membentuk karakter tertentu dalam diri anak, karena anak mulai menangkap pelajaran hidup dari kepekaan yang diungkapkan orang tuanya. 

Keteladanan/ sumber:www.vichealth.vic.gov.au
Keteladanan/ sumber:www.vichealth.vic.gov.au
Yang kedua adalah periode 18 bulan-3 tahun. Pada periode ini, anak masih belum mengetahui sikap mana yang pantas dilakukannya dan mana yang tidak, sehingga orang tua mesti membimbingnya setahap demi setahap dengan penuh disiplin. 

Yang ketiga adalah periode 3-6 tahun. Dalam menjalani periode ini, anak mulai menjiwai nilai-nilai tertentu yang ditanamkan oleh orang tuanya, sebab anak sudah mempunyai pengertian, sehingga lebih mudah bagi orang tua untuk memberikan arahan.  

Nilai-nilai Bisnis yang Diajarkan Orang Tua

Karena sudah berkenalan dengan dunia perdagangan sejak saya masih kecil, yang notabenenya melewati periode-periode tersebut, maka sedikit-banyak saya mampu menyerap keteladanan yang ditunjukkan oleh mama saya dalam mengelola sebuah bisnis. Setidaknya ada tiga keteladanan bisnis yang saya dapat darinya.

1. Integritas

Dalam bukunya "Wow Selling", Hermawan Kartajaya---seorang pakar marketing terkemuka---menjelaskan integritas sebagai menyatukan kata dengan perbuatan. "Kata harus sama dengan perbuatan. Apa yang dijanjikan tidak boleh kurang dari apa yang diberikan. Fakta tentang produk atau layanan pun tidak ada yang dilebih-lebihkan. Faktanya satu bilangnya ya satu, dua ya dua. Jujur apa adanya," katanya.

Hermawan memang kerap menekankan pentingnya integritas dalam berbisnis. Integritas inilah yang akan menjadi "kunci" bagi keberlangsungan sebuah usaha. Tanpa adanya integritas, seheboh apapun upaya pemasaran yang dilakukan, jangan herap orang-orang akan mau membeli produk atau layanan yang ditawarkan. Apabila hal itu sampai terjadi, maka kelangsungan sebuah bisnis tinggal menghitung bulan atau bahkan hari saja!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun