Mohon tunggu...
Adi SuhenraSigiro
Adi SuhenraSigiro Mohon Tunggu... Dosen - Melayani Tuhan, Keluarga, Negara, Gereja, Sesama, serta Lingkungan merupakan panggilan sejak lahir

Pendidikan S1: Sekolah Tinggi Teologi Kharisma Bandung (Lulus 2016). Pendidikan S2: Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus Bandung (Lulus 2020). Pelayanan: Perintisan dan Pemuridan di Gereja Bethel Indonesia Jl. Pasirkoja 39 Bandung, tahun 2012-2022. Pekerjaan: Dosen PNS IAKN Tarutung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Resiko Menyimpan Sakit Hati

1 September 2022   21:25 Diperbarui: 2 September 2022   23:43 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apabila kita menyimpan sakit hati terhadap seseorang, ternyata hal terseebut  berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan fisik kita. Orang yang menyimpan sakit hati, dendam dan amarah terhadap orang lain kecenderunganya tidak akan fokus untuk makan, minum, bekerja, tidur malam, dll. Pikiranya akan terus terkuras untuk mengingat orang yang menyakiti hidupnya. 

Dalam Mazmur 6:6-7, kita dapat melihat bahwa Pemazmur mengatakan bahwa kondisi kesehatannya, secara khusus pengelihatanya menjadi rabun karena sakit hati terhadap orang lain. 

Dalam Mazmur 6:6-7 dituliskan hal berikut:  "Lesu aku karena mengeluh; setiap malam aku menggenangi tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku. Mataku mengidap karena sakit hati, rabun karena semua lawanku. Menjauhlah dari padaku, kamu sekalian yang melakukan kejahatan, sebab TUHAN telah mendengar tangisku."

  • Merusak penilaian kita terhadap orang lain. 

Jika kita menyimpan sakit hati terhadap orang lain dan tidak segera membereskannya maka hal tersebut bisa berdampak buruk terhadap penilaian kita akan orang lain. Kita akan merasa bahwa tidak ada orang yang bisa kita percaya untuk membangun pertemanan maupun persahabatan. Akibatnya kita akan menyendiri dan menutup pergaulan dengan orang lain karena takut mengalami hal yang sama, yakni merasa akan disakiti dan dilukai juga. 

Selain itu, pada umumnya, jika kita melihat orang yang menyakiti kita bergaul dengan orang lain, misalnya sama-sama duduk mengobrol, dll, maka kita akan cenderung ikut membenci teman-teman orang yang menyakiti kita padahal mereka belum tentu atau tidak ada niat dan maksud buruk terhadap kita. 

Namun karena mereka memiliki hubungan yang baik dengan orang yang menyakiti kita maka kita cenderung berpikir bahwa kita sedang digosipi atau dicemooh sama mereka. Padahal belum tentu seperti itu. Namun itulah dampak kalau kita menyimpan sakit hati terhadap seseorang, hubungan kita dengan orang lain juga bisa menjadi terganggu.

Mengingat bahwa menyimpan sakit hati tidak memberikan kontribusi apapun dalam hidup kita maka sebaiknya, sebagai anak Tuhan kita harus segera membereskannya supaya hubungan kita dengan Tuhan terus mengalami peningkatan, berkat Tuhan semakin terbuka, serta kesehatan dan hubungan kita dengan sesama menjadi semakin baik, maka kita harus melakukan hal berikut, yakni:

  • Mohon ampun di hadapan Tuhan. 

Menyimpan sakit hati merupakan dosa dan kejahatan di hadapan Tuhan, karena dengan sikap yang demikian kita menyimpang dari kebenaran. Untuk itu, kita harus merendahkan hati mohon ampun di hadapan Tuhan. Kita harus mengakui kesalahan kita di hadapan Tuhan. 

Kita minta supaya kuat kuasa darah Tuhan Yesus membasuh dan menyucikan kita dari segala dosa yang kita perbuat, khususnya karena telah menyimpan sakit hati terhadap orang lain. Ingat! Tidak ada dosa yang tidak bisa diampuni oleh Tuhan Yesus asal kita mengakuinya dan meninggalkan dosa tersebut (1 Yoh. 1:9).

  • Mengampuni dan memberkati orang yang menyakiti kita. 

Setelah kita mohon ampun di hadapan Tuhan maka langkah berikutnya adalah mengampuni dan mengucapkan berkat terhadap orang yang menyakiti kita. Memang tidaklah mudah untuk melakukannya. Sebagai manusia yang lemah dan punya keterbatasan mungkin kita berat untuk melakukannya. 

Apalagi jika kesalahan yang diperbuat orang tersebut sangat menyakiti dan melukai hati dan perasaan kita. Untuk itu, kita perlu minta kekuatan dari Tuhan Yesus supaya kita dimampukan mengampuni dan mengucapkan berkat atas orang yang menyakiti kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun