Mohon tunggu...
Alif Bengkok
Alif Bengkok Mohon Tunggu... -

Jika kau mendengan sesuatu yang baik tentang ku, maka itu layak diragukan... jika kau mendengar sesuatu yang buruk tentang ku, maka itu berkemungkinan benar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Drama "OJOL" Indonesia

7 Mei 2018   08:47 Diperbarui: 7 Mei 2018   09:10 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Terimakasih OJOL

Terlepas dari yang lain saya juga ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada para Aplikator ojek online, karena lewat mereka saya dan banyak driver lainya berhasil mempertahankan hidup serta menyelamatkan  harkat dan mertabat kehidupan. Dan saya rasa dalam hal ini juga bukan hanya saya yang seharusnya berterima kasih kepada Aplikator, ya, bukan hanya saya tetapi juga banyak unsur masyarakat lainya terutama Penumpang atau Pengguna Jasa dan TNI, POLRI.

Fakta lapangan dimana sebagian besar driver ojek online didominasi oleh para driver yang memang hanya  menggantungkan nafkah keuangan lewat ojek online, yang tentunya apabila ojek online tiba-tiba hilang maka angka statistik pengangguran akan langsung meningkat, pihak Kepolisi an tentunya mengerti betul pengaruh angka pengangguran kepada angka kriminalitas dan pelanggaran norma.

Mari kita jejerkan sepuluh penyakit paling mematikan, kita jejerkan juga sepuluh binatang paling mematikan di dunia, kemudian kita jumlahkan angka kematian dari keduanya untuk kita bandingkan dengan akangka kematian yang diakibatkan kecelakaan lalulintas, tentunya masih jauh lebih besar angka kematian akibat kecelakaan lalulintas, sekilas kita memperoleh gambaran sebuah militansi keberanian dari setiap driver baik itu disadari ataupun tidak disadari, secara pada dasarnya semua driver sudah faham betul resiko ketika turun kejalan dalam rangka mencari nafkah penghidupan, jangankan hanya bersenggolan dengan kendaraan lain bahkan kehilangan nyawa bisa terjadi kapan saja dimana saja, sekalipun semua driver tentunya sangat berhati-hati dalam berkendara. Kecelakaan fatal  bisa sajah terjadi akibat kelalaian orang lain. Secara singkat saya ingin menyampaikan bahwa jenis militansi seperti ini juga sangat berguna dalam melaksanakan hak bela negara, sehingga apabila terjadi sesuatu pada bangsa ini maka yang ada di garda depan bukan hanya seragam hijau TNI tetapi juga seragam hijau Driver Online.

Kemudian kepada pihak penumpang saya juga ingin mengingatkan bahwasanya Aplikasi hanyalah sebuah perantara, selebihnya yang terjadi adalah hubungan antar manusia, dimana bisa saja terjadi kesalah fahaman atau hal-hal lainya yang menjengkelkan, akan tetapi izinkan saya mengutip kalimat Gus Dur " Kemanusiaan lebih penting daripada Politik " dan menurut saya Kemanusiaan bahkan lebih penting dan utama dari apapun sehingga hal-hal menjengkelkan dan kesalah fahaman bisa kita reduksi dengan saling mengerti , saling memahami dan memaklumi,ya, karena tantangan terbesar kemanusiaan adalah saling mengerti , memahami satu sama salin dan kesediaan permakluman.

Pada kelas Dua SLTP ( Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ) karena Almarhum ayah saya adalah penjual roti keliling maka di rumah kami banyak sekali stok kertas seperti buku telepon ataupun buku-buku bekas yang nantinya kan digunakan sebagai alat pembungkus, pada saat itu saya menemukan sebuah buku berjudul TQM ( Total Quality Management ), saya baca sampai habis buku itu dan ternyata cukup mudah memahami isinya. Isi buku tersebut mengenai sebuah sistem perusahaan yang berkualitas secara total, memenuhi kebutuhan kesejahteraan seluruh pihak yang terlibat dalam perusahaan mulai dari lapisan terbawah sampai yang paling atas, ya , memang sangat mudah memahami TQM karena tantanganya memang bukan disitu, tantanganya berada pada kesetiaan melakukan evaluasi terus menerus pada setiap sub-sub sytem dan indikator-indikator kesejahteraan atau kebahagiaan serta produktivitas kerja. Apakah pembebasan memakai pakaian casual di kantor berhasil mereduksi stres kerja, atau malah sebaliknya membuat produktivitas kerja malah menurun karena casualitas berpakaian  juga bisa jadi memicu ketidak seriusan kerja, kemudian aksi demo yang merupakan expresi ketidakpuasaan pada putusan perusahaan bukankah mengindikasikan bahwasanya terjadi ketidak seimbangan yang juga mengatikan bahwa sistem yang berjalan tidak berkualitas secara total.

Tidak bisa berharap pada siapapun...Kecuali...!

Kembali kepada Benang Merah Vs Bawang Merah, silahkan kembali simulasikan, ulang kembali simulasinya dengan kreativitas penalaran anda masing-masing dengan mengubah variable-variable nya,  maka seketika anda semua bisa jadi pengamat sosial, dan dengan kesediaan latihan terus-menerus sambil juga terus-menerus membandingkannya dengan kenyataan yang ada, maka anda semua bisa jadi ahli dalam hal ini. Dan saya harus sampaikan juga, sebelum anda semua terjebak pada suatu kelelahan yang membawa anda pada stres dan depresi karena ternyata ada pembuktian lain dari penilaian SiMbah belasan tahun lalu, bahwa pada masalah sosial yang ada ditengah-tengah manusia saat ini peta masalahnya bisa dijabarkan dengan sangat teliti oleh para ahli, hanya saja sayangnya anda tidak akan menemukan upaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut.

Statement diatas menurut saya tentu saja butuh diuji kebenaranya, itu sebabnya tulisan ini saya buat.

SALAH besar....!

Saya mungkin salah ketika saat kelas satu SLTP mengajak Ibunda berdebat tentang bakat dan talenta saya sama sekali tidak di-akomodir oleh sekolah dan sistem pendidikan yang saya jalani. Saya juga salah ketika mengamuk dan merajuk untuk berhenti sekolah saat kelas satu SMA saat itu saya mendebat Ayah soal pendidikan yang Murtad dari fungsinya yakni untuk membekali peserta didik dengan hal-hal yang dibutuhkan untuk menghadapi situasi dan kondisi dimasa depan. Jenis pembekalan macam apa yang bisa diberikan pendidikan yang seragam sedangkan peserta didiknya memiliki orientasi masa depan yang otentik pada masing-masing pribadi , ada yang harus mendaki gunung, ada yang menyelami lautan, ada yang mengangkasa memetik bintang, ada juga yang menggali kedasar bumi, pun tak tertinggal ada yang harus menjelajah cakrawala, dengan keotentikanya masing-masing para peserta didik, para peserta didik tetap saja di jejali bekal yang sama, apa bukan Murtad itu namanya. Akhirnya saya mengalah dan tetap ikut serta dalam sistem yang berjalan meskipun dikelas satu saya terpuruk di peringkat raport terendah di kelas namun di kelas tiga saat kelulusan, saya mendapat penghargaan siswa terbaik angkatan 2005.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun