Mohon tunggu...
ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Mohon Tunggu... Kepala Puskeswan Pandeglang

All is Well

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Praktik Menabung Air Hujan di Rumah untuk Stok Musim Kemarau

1 September 2025   19:41 Diperbarui: 2 September 2025   06:57 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Drum sumur resapan penampung air limbah rumah tangga (Foto: Dokumentasi Pribadi)***

Sudah sejak lama kami membuat embung atau kolam tadah hujan di halaman belakang rumah. Ukurannya 4 x 6 meter dengan kedalaman 1 meter. Embung ini menampung limpasan air hujan sekaligus menyalurkan air yang meluap dari sumur resapan dan lubang biopori di sekitar pekarangan.

Konstruksi dasar embung tidak dilapisi semen sehingga air dapat meresap cepat ke tanah. Itulah sebabnya saat musim hujan pun embung jarang terisi penuh, kecuali ketika hujan deras turun selama berhari-hari. Sebaliknya, di musim kemarau embung bisa surut atau bahkan kering. Dengan demikian, embung berfungsi sebagai tabungan air yang bermanfaat di musim kemarau.

Awalnya, embung kami rancang sebagai kolam ikan lele, tetapi karena air sering surut, fungsinya lebih optimal sebagai resapan air hujan. Kini embung juga menampung sisa air dari kolam ikan yang baru saya buat pada awal 2025.

Sumur Resapan Air Hujan

Drum sumur resapan penampung air limbah rumah tangga (Foto: Dokumentasi Pribadi)***
Drum sumur resapan penampung air limbah rumah tangga (Foto: Dokumentasi Pribadi)***

Saya juga memiliki empat sumur resapan. Dua di antaranya menggunakan drum plastik berkapasitas 200 liter, dan dua lagi menggunakan drum berkapasitas 120 liter. Drum-drum tersebut dikubur di tanah sedalam 0,5-1 meter dengan bagian bawah dan dindingnya dilubangi agar air bisa meresap. 

Di sini air hujan dari pekarangan rumah mula-mula masuk ke lubang biopori. Jika biopori penuh, air mengalir ke sumur resapan. Bila sumur resapan juga penuh, limpasan air akhirnya masuk ke embung.

Selain sumur resapan yang terbuat dari drum, di area dapur kami masih ada sumur gali lama yang sudah tidak berfungsi. Sumur tersebut ditutup bagian atasnya dengan beton tanpa dilakukan pengurugan. Kini, sumur legendaris ini berfungsi menampung air tanah hasil rembesan air hujan.

Lubang Biopori

Lubang biopori sebagai resapan air (Foto: Dokumentasi Pribadi)***
Lubang biopori sebagai resapan air (Foto: Dokumentasi Pribadi)***

Di sekitar rumah terdapat puluhan lubang biopori berdiameter 4 inci dengan kedalaman 1-1,5 meter. Lubang-lubang ini membantu mempercepat resapan air sekaligus menyuburkan tanaman. Biopori di depan rumah saya dimanfaatkan untuk membuang daun kering, sementara biopori di belakang rumah digunakan untuk sampah organik dari dapur.

Hasilnya, pekarangan selalu hijau, pepohonan tumbuh subur, rumput segar, dan tidak ada genangan setiap kali hujan.

3. Menampung Air Hujan untuk Kolam Ikan

Sejak awal tahun saya mencoba budidaya ikan nila dengan dua kolam berukuran 2,5 x 2,5 meter. Untuk mendukungnya, saya membuat penampungan air hujan menggunakan enam drum plastik berkapasitas 200 liter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun