"Limapuluh juta."
"Tak hanya limapuluh, seratus pun aku bayar. Bila Eyang Jaga berhasil melindungiku. Cepat! Sekarang sampaikan tujuan ziarahku itu pada Eyang Jaga!"
Martakunci melaksanakan perintah peziarah itu. Seusai kewajibannya dilaksanakan, Martakunci mendapatkan separuh haknya. Duapuluhlima juta sebagai dp uang wajib. Sepeninggal peziarah yang telah mendapatkan nomer ponselnya itu, Martakunci bergegas pulang. Saat menyaksikan uang di tangan, Martakunci merasakan tubuhnya melayang-layang serupa balon di udara. Keinginannya untuk mengambil motor baru tanpa kredit akan segera terlaksana esok hari.
***
Pagi masih buta. Martakunci sudah terbangun untuk membeli motor di kota. Namun sebelum meninggalkan rumah, Martakunci mendapatkan pesan Wa dari nomer yang belum terdaftar di phonebook androidnya. "Pagi ini, akan aku lunasi uang wajibnya. Tolong bapak ke kota. Aku tunggu di Kafekafe Resto. Jl. Rajawali 5...."
Membaca pesan WA yang diduga dari nomer android peziarah semalam, wajah Martakunci berbinar. Dengan motor butut, Martakunci pergi ke Kafekafe Resto. Baru duduk di salah satu kursi restoran itu, Martakunci didatangi seorang lelaki tak dikenal. "Apakah Bapak juru kunci Makam Eyang Jaga di Watugaleh?"
"Benar."
"Apakah semalam, Bapak mendapatkan pemberian uang sebanyak duapuluhlima  juta dari seorang peziarah?"
"Benar."
Tanpa sepatah kata, lelaki tak dikenal itu menyeret Martakunci ke dalam mobil sedan. Sepanjang perjalanan, Martakunci berteriak-teriak sambil memohon kepada lelaki itu untuk mengeluarkannya dari dalam mobil. Namun mobil terus melaju kencang menuju gedung di Jalan Pengadilan 1.
Setiba di halaman gedung yang dituju, Martakunci dikeluarkan dari mobil layaknya seorang pesakitan. Membaca tulisan KPK pada papan nama yang dipajang di depan gedung itu, pandangan Martakunci berkunang-kunang. Ketika menyaksikan peziarah laki-laki yang semalam memberikan uang duapuluhlima juta itu keluar dari dalam gedung dengan mengenakan rompi tahanan, Martakunci pingsan. Tak lagi mendengar suara sekawanan wartawan yang memberondongkan pertanyaan.