"Ha ha ha......", dia tertawa sambil lari. Aku kejebak oleh rayuan gombalnya.
"Marni, Marni...", kamu itu ya kadang lucu.
Kalau ingat hal tersebut aku suka senyum sendiri. Dan masih banyak cerita lucu dari si Marni ini.
Marni adalah seorang wanita cantik dan menarik sehingga banyak pria yang suka menggodanya. Inilah Marni suka banget dapat pujian dan mudah menerima perkenalan. Sehingga kesalahpahaman inilah salah satu penyebab hubungan rumah tangganya kurang awet. Padahal yang pernah menjadi suaminya itu cukup ganteng dan tajir.
Dari kemudahannya bergaul dengan banyak pria ganteng, dia bercerita ada seorang pria yang unik yang mencari calon istri. Saat berkenalan bukan dia yang menggodaku, tapi akulah yang ingin berkenalan dengannya. Tutur Marni pada suatu waktu bercerita.
Sekian lama berkenalan dengannya sepertinya aku bukanlah tipenya. Makanya Aku ingin mengenalnya kepadamu Anita. Siapa tahu pria tersebut adalah jodohmu. Dia itu pria yang tidak mudah menyatakan cinta, tapi jika sudah jatuh cinta apa pun akan dilakukannya. Sepertinya dia itu begitu Anita.
Karena aku sering mendengar cerita Marni ini, jadi penasaran juga sih. Siapakah dia itu, namun aku tak menunjukan hal tersebut kepada Marni.
Aku sadar bahwa jodoh priaku sebenarnya sudah ada walau masih ghaib, tapi aku yakin dia sudah nyata ada. Maka dalam segala kesempatan aku selalu berdoa untuk kebaikannya, untuk keselamatannya dan bisa dipertemukan dengan cara dan waktu yang baik.
Ketika ada seseorang yang menyatakan suka atau cinta itu adalah bagian anugrah dan takdir awal bersatunya dua hati manusia. Kadang sebagian orang tidak menyadari atau lupa tentang hal ini, dimana Tuhan sudah mengirimkan seseorang untuk menjadi bagian hidup kita. Sehingga dalam proses penyatuan hati tersebut masih tergoda oleh ego masing masing. Sehingga sering terjadi pertengkaran dalam rumah tangga. Sangat disayangkan jika hubungan suami istri itu tidak langgeng atau selalu ada keributan yang disebabkan oleh ego masing-masing.
Dalam hubungan apapun tak mungkin kita mendapatkan pasangan yang cocok seratus persen. Karena perbedaan itu akan selalu ada, agar ada hikmah untuk mau saling mengambil pelajaran, mau saling mengerti, mau saling sabar, mau saling berkorban, mau saling ikhlas menerima kekurangan pasangan kita.
Rumah tangga misalnya seibarat sebuah tangga yang mau menuju kemana ?
